Apakah vitiligo menular? Simak jawaban dari dr. Dian Pratiwi, SpKK. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexls.com)
Apakah vitiligo menular? Simak jawaban dari dr. Dian Pratiwi, SpKK. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexls.com)

Benarkah Anda Bisa Tertular Penyakit Vitiligo Bila Melihatnya?

Rona vitiligo
Kumara Anggita • 22 Desember 2019 13:10
Jakarta: Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Dian Pratiwi mengungkapkan bahwa meskipun penyakit Vitiligo tidak mengancam jiwa, tidak menular dan tidak ada gejala yang dirasakan oleh pasien, efek Vitiligo dapat mengganggu secara kosmetik dan psikologis.
 
Bisa seperti kurang percaya diri, citra tubuh yang buruk, stres dan efek negatif lainnya. Hal yang memperburuk keadaan ini adalah dengan banyaknya mitos-mitos yang memojokkan pasien vitiligo.
 
Salah satunya adalah mitos bahwa Anda harus memalingkan muka ketika melihat seseorang dengan vitiligo. Ini dilakukan agar Anda tidak tertular.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Faktanya, ini adalah penyakit yang tidak menular. Dan Anda bisa berinteraksi dengan mereka secara normal.
 
“Faktanya vitiligo tidak menular. Jadi, tidak ada alasan untuk menghindari orang yang mungkin memiliki tanda-tanda vitiligo,” ujar Dokter Dian.

Mengenal vitiligo

Vitiligo terjadi akibat kurangnya pigmen melanin dalam tubuh yang bertugas memberi warna untuk kulit, mata, dan rambut. 
 
Warna kulit manusia dipengaruhi oleh pigmen bernama melanin. Pada penyakit vitigo, sel-sel pembentuk melanin (melatonosit) berhenti berfungsi memproduksi melanin.
 
"Vitiligo merupakan penyakit hilangnya warna kulit yang berbentuk bercak-bercak warna putih susu. Luas dan keparahan kehilangan warna kulit dari Vitiligo tidak dapat diprediksi dan dapat terjadi di bagian mana pun dari kulit tubuh, termasuk juga rambut dan selaput lendir misalnya bagian dalam mulut."
 
"Warna kulit dan rambut ditentukan oleh melankm, vitiligo terjadi ketika sel-sel yang memproduksi melanin yaktu melanosit mati atau berhenti berfungsi. Biasanya, perubahan warna pertama kali terlihat pada area yang terpapar sinar matahari seperti tangan, kaki, lengan, wajah, dan bibir," ujarnya.
 
Dokter Dian pun menambahkan, "Penyebab pasti Vitiligo masih belum sepenuhnya dipahami, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa berbagai mekanisme seperti kelainan metabolik, stres oksidatif, respons autoimun, dan faktor genetik berkontribusi pada timbulnya Vitiligo."
 
"Meskipun tidak mengancam jiwa, tidak menular dan tidak ada gejala yang dirasakan oleh pasien, efek vitiligo dapat menganggu secara kosmetik dan psikologis, seperti kurang percaya diri, citra tubuh yang buruk, stress dan efek negatif lainnya," lanjutnya.
 
Vitiligo dapat terjadi pada manusia di segala usia. Namun sebagian besar, penderita mengalaminya sebelum usia 20 tahun.
 
Untuk mendeteksi penyakit ini, Anda bisa melihat adanya kehilangan warna kulit yang merata menjadi putih susu, uban pada rambut di kulit kepala, bulu mata, alis atau janggut. 
 
Di samping itu juga terdapat kehilangan warna pada bagian dalam mulut dan hidung, kehilangan atau perubahan warna lapisan dalam bola mata.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif