Temuan itu diungkap melalui studi terbaru yang digelar di University College Cork di Irlandia. Seperti dikutip dari Irishtimes.com, temuan ini memang akan menimbulkan kekhawatriran di antara para ibu hamil. Terlebih kini satu dari dua bayi di AS terlahir melalui operasi caesar, menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Studi yang diterbitkan pada Senin (27/10/2014) dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry merupakan metaanalisis terhadap 25 penelitian sebelumnya yang berfokus pada kaitan operasi caesar dan autisme serta attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dijelaskan lebih lanjut, kaitan antara autisme dan caesar memang belum pasti, tapi berdasarkan satu teori, operasi caesar yang biasanya dijadwalkan seminggu sebelum due date diduga menganggu proses pembentukan otak bayi menuju sempurna. Gagasan lainnya, bayi yang terlahir melalui operasi caesar tidak terpapar bakteri 'baik' yang berada di vagina yang bisa memengaruhi perkembangan psikologisnya.
"Studi ini memang hanya memperlihatkan sedikit kaitan antara autisme dan persalinan caesar, bukan menunjukkan adanya risiko kerusakan otak," ujar Dr Donnica L, pakar kesehatan perempuan sekaligus penanggung jawab Women’s Health Research. "Maka itu, menurutnya, diperlukan penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk mengetahui kaitan pasti antara kedua hal tersebut.
Namun, yang terpenting, Dr Donnica menyarankan kepada para ibu hamil untuk senantiasa berdiskusi bersama dokter kandungan mereka mengenai kondisi kehamilannya. "Operasi caesar memang bisa menyelamatkan ibu dan anak. Ada banyak alasan medis sehingga seorang ibu harus menjalaninya. Tapi jika tidak ada alasan yang berarti, lebih baik jalani persalinan secara alamiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(PRI)
