Jakarta: Calon jemaah haji wajib mempersiapkan diri jauh sebelum jadwal keberangkatan. Mulai dari kesiapan fisik hingga mental yang mumpuni. Gangguan kejiwaan pun penting diwaspadai.
Gangguan kejiwaan ada dua tipe. Ada yang gangguan ringan dan berat. Penyebabnya pun beragam. Salah satunya, karena kekurangan minum. Terlebih, calon jemaah haji harus menempuh jalur yang cukup panjang dari Indonesia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kejiwaan ini akan menyebabkan orang tua misalnya kekurangan minum. Dehidrasi itu juga bisa menyebabkan gangguan otaknya atau juga gangguan ke fisiknya yang lain," ujar Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek, di Gedung Sujudi, Kemenkes, Jakarta Selatan.
Selain itu, ada kecenderungan naiknya tren risiko penyakit, terutama penyakit tidak menular. Nila menyatakan, penyakit seperti jantung, hipertensi, atau diabetes sudah banyak yang mengidap.
"Tetapi kalau kita kontrol dengan baik itu harapan kita, kita akan bisa menguasai untuk tetap sehat selama ibadah haji. Kalau dilihat dari direktur haji ini betul-betul fisik ini diutamakan," imbuhnya.
Cuaca yang luar biasa panas di pertengahan tahun, sangat berbeda dibandingkan cuaca di Indonesia. Panasnya cuaca tersebut bisa menjadi kendala, karena berisiko heat stroke.
"Kita selalu berikan edukasi bahwa mereka harus memperhatikan cuaca. Kita ingatkan jangan lupa sendalnya, jangan lupa payungnya, jangan lupa pakai spray-nya. Bukan spray kepala ya, spray muka," paparnya.
Pihak Kementerian Kesehatan pun telah mempersiapkan personel petugas kesehatan selama proses naik haji. Meski demikian, jemaah sebaiknya mengatur fisik sendiri mulai dari jauh-jauh hari.
"Umumnya yang kejadian setelah wukuf mereka melakukan umrohnya itu berulang-ulang, misalnya ini tolong diukur juga itu sebetulnya kan sunnah bukan lagi wajib hukumnya. Nah ini kalau tidak mampu, kita tidak perlu karena kita sebelum haji umroh itu sudah dilakukan," tuturnya.
Perjalanan hingga tiba di Arab Saudi, kata Nila, diperhatikan fisik calon jemaah haji yang layak terbang. Begitu pula saat waktu kepulangan.
Sebab, umumnya ada saja calon jemaah haji yang sakit. Bahkan, ada yang dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Jadwal kepulangan pasien tersebut harus berdasarkan rekomendasi atau izin dari rumah sakit.
"Harus ada persetujuan resmi bahwa pasien layak terbang. Kemudian pada saat penerbangan juga kita (Kemenkes RI) membantu pemeriksaan dan kita katakan ini bisa, baru mereka diterbangkan kembali ke Indonesia," tandasnya.
Gadget Picu Gangguan Jiwa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)