Para ahli mengatakan karantina memang bisa menyebabkan potensi sakit kepala. (Ilustrasi/Pexels)
Para ahli mengatakan karantina memang bisa menyebabkan potensi sakit kepala. (Ilustrasi/Pexels)

Alasan Mengapa Anda Sering Pusing saat Karantina

Rona Virus Korona sakit kepala virus corona covid-19 karantina
Kumara Anggita • 21 April 2020 09:03
Jakarta: Sadarkah Anda bahwa dalam masa-masa karantina ini kepala Anda sering pusing? Jika iya, Anda tidak sendiri.
 
Dilansir dari Bustle, para ahli mengatakan karantina memang bisa menyebabkan potensi sakit kepala. Apalagi untuk orang-orang yang kerap mengalami sakit kepala, kombinasi stres, menatap layar dalam waktu yang lama.

Menatap layar terlalu lama

"Orang-orang menggunakan komputer dan smartphne secara terus-menerus selama hari-hari pandemi yang tertutup ini, apakah itu untuk bekerja atau bersenang-senang," kata Dr. Lori Russell-Chapin, Ph.D., co-direktur Pusat Penelitian Otak Kolaboratif di Bradley University pada Bustle.
 
Bayangkan dalam sehari Anda bisa nonton, berinteraksi lewat zoom, membalas chat. Kegiatan-kegiatan ini bisa menambah waktu layar Anda hingga 10 jam atau lebih dalam sehari.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Banyak paparan pada layar dapat melukai kepala Anda, sebagian karena itu membuat mata Anda tegang,” ungkap Dr. Howard Krauss M.D., seorang ahli bedah saraf, mengatakan kepada Bustle.
 
“Kita ingin tetap menonton atau membaca, kita berjuang untuk tetap membuka mata dan tetap fokus, sampai kita berakhir dengan sakit mata dan sakit kepala," katanya. 
 
Sebuah studi yang diterbitkan dalam BMJ Open Ophthalmology pada tahun 2018 menemukan bahwa sakit kepala adalah salah satu gejala paling umum dari ketegangan mata akibat benda digital.

Karantina tidak bisa ke mana-mana

Selain itu, karantina juga membuat Anda tidak bisa banyak bermobilisasi yang banyak. Hal ini  bisa menjadi pemicu rasa sakit kepala.
 
"Waktu layar yang lama dapat memprovokasi postur yang buruk atau posisi kepala, leher dan bahu yang berkelanjutan, yang dapat menyebabkan sakit leher dan kepala," kata Dr. Krauss kepada Bustle.
 
"Ini adalah badai yang sempurna untuk sakit kepala," kata Dr. Gregory Nawalanic M.D, seorang psikolog klinis dari Universitas Kansas, kepada Bustle.

Stres

Tak hanya itu, masalah pandemi ini juga merembet ke berbagai aspek kehidupan. "Menghadapi tekanan keuangan dan menangani tuntutan keluarga, di dunia di mana tugas rutin menjadi misi yang berani, dapat menyebabkan siapa pun menderita sakit kepala karena stres,” ujar Dr. Gregory.
 
Dia mengatakan kombinasi stres, termasuk bekerja dari rumah, anak-anak yang belajar di rumah,banyakanya waktu menatap layar, dan ketegangan hubungan semua mungkin berkontribusi pada sakit kepala. 
 
Stres sering menyebabkan migrain dan sakit kepala lainnya melalui kontraksi otot, seringkali di leher atau bahu. Sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal Of Headache & Pain pada tahun 2017 menemukan bahwa 80% orang dengan migrain menemukan situasi yang membuat stres menjadi pemicu. 

Apa yang harus dilakukan saat pusing?

Jika Anda mengalami sakit kepala 24 jam sehari, Dr. Russell-Chapin menyarankan agar Anda sering minum air putih, dan istirahat dari layar kapan pun Anda bisa, lakukan gerakan dan regangkan leher dan bahu Anda. 
 
Lakukan juga kegiatan yang menyenangkan hati Anda seperti mandi busa, sesi kickboxing di ruang tamu Anda, obrolan telepon dengan beberapa teman, mungkin juga membantu sakit kepala Anda.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif