Jakarta: Koktail merupakan minuman beralkohol yang diracik dengan dicampurkan bahan lain, seperti buah-buahan, perasa buah, mint, dan lainnya. Mungkin terkesan aman karena tidak 100 persen alkohol. Tetapi, ada juga koktail yang berbahaya.
Seperti ditulis oleh Bill Hendrick lewat "Dangerous Cocktail: Energy Drinks + Alcohol," dalam WebMD menerangkan koktail berbahaya yakni mencampurkan minuman alkohol dengan minuman energi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Campuran tersebut berisiko tiga kali lipat untuk membuat Anda mabuk. Bahkan, lebih berisiko dibandingkan minum 100 persen alkohol," sebutnya dalam artikel tersebut.
Terlebih lagi, ketika orang yang minum koktail bercampur minuman berenergi yang mencoba mengemudi kendaraan. Ia bilang, "Hindarilah jika Anda sayang pada diri Anda."
"Menggabungkan minuman energi dan alkohol dapat menipu otak, membuat orang berpikir bahwa mereka sadar atau cukup sadar ketika mereka nyatanya tidak sadarkan diri dengan baik," ujar Peneliti Universitas Florida, Dennis Thombs, PhD dilansir dari WebMD.
.jpg)
(Peneliti Universitas Florida, Dennis Thombs, PhD mengatakan menggabungkan minuman energi dan alkohol dapat menipu otak, membuat orang berpikir bahwa mereka sadar atau cukup sadar ketika mereka nyatanya tidak sadarkan diri. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Penelitian koktail
Thombs dan rekannya melakukan penelitian pada peminum alkohol yang dicampur dengan minuman berenergi. Antara pukul 10 malam dan jam 3 pagi, tim Thombs mewawancarai 800 pengunjung yang meninggalkan bar di area pesta kampus.Para peminum bertanya tentang minuman yang telah mereka minum dan memastikan apakah mereka aman untuk megnemudi kendaraan. Kemudian, setelah mereka memeriksa kadar konsentrasi alkohol dalam napas mereka, hasilnya menyedihkan.
Pembacaan konsentrasi alkohol dalam napas, rata-rata untuk mereka yang minum koktail bercampur minuman energi adalah 0,109. Jumlah itu lebih tinggi dari batas mengemudi resmi, yakni 0,081.
"Seringkali orang minum alkohol bercampur minuman energi karena mereka lelah, tetapi tidak berniat pulang lebih lama dari bar dan ingin memiliki energi yang cukup ketika pulang," tutur Thombs.
Sementara itu, peneliti studi Bruce Goldberger, PhD selaku direktur toksikologi di University of Florida mengatakan, konsumen minuman energi bisa kuat minum lebih banyak. Namun, mereka salah menilai kemampuan mereka itu.
"Orang-orang sering berpikir efek stimulan kafein menangkal efek depresan alkohol, tetapi itu tidak benar. Fungsi stimulan sebenarnya justru memperburuk keracunan," pungkas Thombs lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)