FITNESS & HEALTH

Dari Homecare hingga DNA Screening, Begini Langkah Bumame Perkuat Kesehatan Preventif

A. Firdaus
Kamis 11 September 2025 / 20:04
Jakarta: Meski banyak masyarakat yang sadar akan kesehatan personal, nyatanya melihat data National Health Accounts Indonesia terakhir di tahun 2022 menunjukkan bahwa layanan preventif baru menyumbang 21,8% dari total belanja kesehatan nasional. Sementara tindakan kuratif mencapai 54,4%. 

Lebih lanjut, pada 2023 hanya sekitar 39,87% populasi usia di atas 20 tahun yang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Angka-angka ini menegaskan perlunya upaya bersama dari sektor publik dan swasta untuk memperkuat budaya deteksi dini di Indonesia.

Namun James Wihardja, Co-Founder & CEO Bumame meyakini, kesehatan preventif adalah arah pertumbuhan sektor kesehatan di Indonesia. Masyarakat kini semakin sadar bahwa mencegah jauh lebih efisien dibanding mengobati. 

"Kami melihat peran Bumame bukan sekadar sebagai penyedia layanan kesehatan, tetapi juga sebagai mitra masyarakat dalam membangun gaya hidup sehat yang berkelanjutan,” ujar James dalam Media Talkshow: The Rise of Preventive Health in Indonesia sekaligus peresmian Bumame Cideng.

Baca juga: Waspada Multiple Myeloma: Faktor Risiko, Gejala, dan Pentingnya Deteksi Dini

Sementara itu Dokter internal Klinik Kesehatan Bumame, dr. Gilbert Golahi menambahkan bahwa, perubahan gaya hidup dan dukungan kebijakan publik telah mempercepat kebutuhan akan layanan preventif. 

Menurut dr. Gilbert, masyarakat kini lebih aktif melakukan skrining kesehatan, mulai dari panel alergi, hormon wanita, kesehatan tulang, hingga DNA screening yang bersifat non-invasif dan dapat mendeteksi potensi penyakit serius sejak dini. 


James Wihardja, Co-Founder & CEO Bumame (kiri) dan Dokter internal Klinik Kesehatan Bumame, dr. Gilbert Golahi. Dok. A Firdaus/Medcom

"Masyarakat semakin paham bahwa deteksi dini adalah kunci untuk mencegah penyakit kronis. Teknologi medis yang semakin maju dan ketersediaan layanan lokal membuat akses kesehatan preventif semakin dekat dengan keseharian masyarakat," jelas dr. Gilbert.

Sejak pertama kali hadir pada 2020, Bumame dikenal sebagai penyedia layanan kesehatan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Dalam dua tahun terakhir, Bumame juga memperkuat ekspansi ke layanan B2C, mulai dari pembukaan klinik di TB Simatupang, BSD, dan Karawang, hingga hadirnya layanan homecare yang menjangkau konsumen langsung. 

Kini, kehadiran Bumame Cideng semakin melengkapi jaringan klinik yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan preventif di berbagai titik strategis.

Ke depannya, Bumame menargetkan untuk menjadi perusahaan laboratorium kesehatan terbesar di Indonesia dalam tiga hingga lima tahun mendatang. Fokus ekspansi akan dimulai di Jabodetabek sebelum meluas ke kota-kota besar lain. 

Selain itu, Bumame tengah mempersiapkan pembentukan pusat layanan khusus seperti klinik ibu dan anak serta pusat skrining kanker dini, yang diharapkan dapat menjadi memperpanjang relasi dengan konsumen sekaligus mengambil peran dalam memperkuat ekosistem kesehatan nasional.

"Visi kami adalah menjadikan kunjungan ke klinik sebagai kebiasaan sehat, dan bukan karena sakit. Preventive care harus menjadi norma baru, dan kami percaya Bumame dapat memainkan peran penting dalam mendorong transformasi ini," tutup James.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH