FITNESS & HEALTH
6 Tanda Kamu Harus ke Dokter atau Bidan jika Mengalami Keputihan saat Hamil
Medcom
Kamis 11 September 2025 / 17:09
Jakarta: Keputihan selama kehamilan memang umum terjadi, tetapi perubahan pada keputihan yang berbeda dari biasanya baik dari segi warna, bau, maupun jumlah sebaiknya tidak diabaikan. Moms perlu berkonsultasi dengan tenaga medis.
“Selalu beritahu dokter saat keluarnya cairan, terutama jika ada perubahan,” kata Layan Alrahmani, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang bersertifikat dan spesialis kedokteran maternal-fetal, serta anggota dewan penasihat medis BabyCenter.
Keputihan yang tidak biasa bisa menjadi tanda adanya infeksi vagina atau masalah kesehatan lain yang memang lebih sering muncul selama masa kehamilan. Berikut ini beberapa kondisi keputihan yang patut kamu waspadai dan sebaiknya segera diperiksakan ke dokter atau bidan:
Jika jumlah keputihan meningkat secara signifikan dibandingkan biasanya, hal ini bisa menjadi tanda persalinan prematur. Selain itu, jika cairan yang keluar berwarna bening dan encer serta terus-menerus keluar tanpa henti, hal ini bisa menandakan bahwa air ketuban telah pecah. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.
Apabila vulva tampak merah, meradang, iritasi, dan keputihan berwarna putih tanpa bau disertai rasa nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan intim, kemungkinan besar ini merupakan tanda infeksi jamur.
Infeksi jamur dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang cukup mengganggu dan perlu mendapatkan pengobatan yang tepat.
Baca juga: Keputihan selama Kehamilan, Apakah Normal?
Keputihan yang berwarna putih atau abu-abu dan memiliki bau amis yang kuat, terutama setelah berhubungan seksual bisa menjadi tanda vaginosis bakteri. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri normal di dalam vagina dan memerlukan pemeriksaan serta pengobatan dari tenaga medis.
Keputihan yang berwarna kuning atau hijau, berbusa, dan berbau tidak sedap bisa menjadi tanda infeksi menular seksual yang dikenal sebagai trichomoniasis.
Gejala lain yang mungkin muncul bersamaan adalah kemerahan, iritasi, rasa gatal, serta ketidaknyamanan saat buang air kecil atau berhubungan seksual. Kondisi ini harus segera ditangani agar tidak menimbulkan komplikasi.
Keputihan yang bercampur darah atau berwarna coklat, pink, atau merah muda biasanya masih dianggap normal jika hanya berupa bercak ringan.
Namun, jika pendarahan yang terjadi cukup banyak atau tidak berhenti, hal ini perlu segera dikonsultasikan dengan tenaga medis untuk memastikan tidak ada masalah serius yang terjadi selama kehamilan.
Setiap perubahan yang signifikan pada bau, warna, atau tekstur keputihan yang biasanya dialami selama kehamilan harus menjadi perhatian. Perubahan ini bisa menandakan adanya infeksi atau gangguan lain yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Selalu beritahu dokter saat keluarnya cairan, terutama jika ada perubahan,” kata Layan Alrahmani, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang bersertifikat dan spesialis kedokteran maternal-fetal, serta anggota dewan penasihat medis BabyCenter.
Keputihan yang tidak biasa bisa menjadi tanda adanya infeksi vagina atau masalah kesehatan lain yang memang lebih sering muncul selama masa kehamilan. Berikut ini beberapa kondisi keputihan yang patut kamu waspadai dan sebaiknya segera diperiksakan ke dokter atau bidan:
1. Peningkatan jumlah keputihan atau perubahan jenis cairan
Jika jumlah keputihan meningkat secara signifikan dibandingkan biasanya, hal ini bisa menjadi tanda persalinan prematur. Selain itu, jika cairan yang keluar berwarna bening dan encer serta terus-menerus keluar tanpa henti, hal ini bisa menandakan bahwa air ketuban telah pecah. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.
2. Peradangan pada vulva atau keputihan yang menyebabkan ketidaknyamanan
Apabila vulva tampak merah, meradang, iritasi, dan keputihan berwarna putih tanpa bau disertai rasa nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan intim, kemungkinan besar ini merupakan tanda infeksi jamur.
Infeksi jamur dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang cukup mengganggu dan perlu mendapatkan pengobatan yang tepat.
Baca juga: Keputihan selama Kehamilan, Apakah Normal?
3. Keputihan berwarna putih atau abu-abu dengan bau amis yang kuat
Keputihan yang berwarna putih atau abu-abu dan memiliki bau amis yang kuat, terutama setelah berhubungan seksual bisa menjadi tanda vaginosis bakteri. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri normal di dalam vagina dan memerlukan pemeriksaan serta pengobatan dari tenaga medis.
4. Keputihan berwarna kuning atau hijau berbusa dengan bau tidak sedap
Keputihan yang berwarna kuning atau hijau, berbusa, dan berbau tidak sedap bisa menjadi tanda infeksi menular seksual yang dikenal sebagai trichomoniasis.
Gejala lain yang mungkin muncul bersamaan adalah kemerahan, iritasi, rasa gatal, serta ketidaknyamanan saat buang air kecil atau berhubungan seksual. Kondisi ini harus segera ditangani agar tidak menimbulkan komplikasi.
5. Keputihan berwarna coklat, pink, atau merah
Keputihan yang bercampur darah atau berwarna coklat, pink, atau merah muda biasanya masih dianggap normal jika hanya berupa bercak ringan.
Namun, jika pendarahan yang terjadi cukup banyak atau tidak berhenti, hal ini perlu segera dikonsultasikan dengan tenaga medis untuk memastikan tidak ada masalah serius yang terjadi selama kehamilan.
6. Perubahan bau, warna, atau konsistensi keputihan yang mencolok
Setiap perubahan yang signifikan pada bau, warna, atau tekstur keputihan yang biasanya dialami selama kehamilan harus menjadi perhatian. Perubahan ini bisa menandakan adanya infeksi atau gangguan lain yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)