Jika hipertensi tidak ditangani dengan baik, selain berakibat fatal pada jantung, otak dan ginjal. (Foto: WIsegeek)
Jika hipertensi tidak ditangani dengan baik, selain berakibat fatal pada jantung, otak dan ginjal. (Foto: WIsegeek)

Hipertensi Berisiko Sebabkan Gangguan Ginjal

Rona hipertensi
Sri Yanti Nainggolan • 24 Februari 2017 12:24
medcom.id, Jakarta: Hipertensi adalah penyakit yang menyerang sistem pendarahan dimana dampaknya dapat mengenai berbagai macam organ vital seperti otak, jantung, hingga ginjal.
 
"Kurang lebih 40 persen kasus stroke, 39 persen infark jantung dan 28 persen gagal ginjal tahap akhir, disebabkan oleh hipertensi," ujar Ketua InaSH, ahli ginjal hipertensi dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD- KGH, dalam konferensi pers InaSH, Kamis (23/2/3017).
 
Data dari Indonesian Renal Registry (IRR) menunjukkan bahwa hipertensi dan diabetes merupakan penyebab utama terjadinya Gagal Ginjal Kronis (GGK) tahap akhir yang menjalani dialisis dengan persentase 37 persen dan 27 persen.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Hipertensi Berisiko Sebabkan Gangguan Ginjal
 
Ia menjelaskan, terjadinya kerusakan ginjal akibat hipertensi sangat disebabkan karena tingginya tekanan darah sehingga dinding pembuluh darah di ginjal menebal dan menjadi kaku, atau disebut Nephrosclerosis.
 
Oleh karena itu, pengendalian tekanan darah yang baik hingga mencapai target yang ditentukan dapat menghindari kerusakan ginjal akibat hipertensi atau setidaknya memperlambat perburukan fungsi ginjal sehingga terhindar dari gagal ginjal tahap akhir yang membutuhkan dialisis (cuci darah).
 
(Baca juga: 8 Cara Alami Menurunkan Tekanan Darah Tinggi)
 
Sementara itu, pada studi Chapman dan Neal tahun 2001, didapati bahwa pengobatan pada hipertensi dapat mengurangi terjadinya gagal jantung hingga 50 persen.
 
Hipertensi Berisiko Sebabkan Gangguan Ginjal
 
Fakta lain dari The Rotterdam Study mencatat bahwa hipertensi adalah faktor yang lebih berperan pada wanita dibandingkan pada pria. Hipertensi pada wanita dapat berupa hipertensi primer, yaitu hipertensi yang umumnya karena faktor keturunan dan tidak diketahui penyebabnya (Essential hypertension).
 
Atau hipertensi sekunder dimana penyebab hipertensinya bisa diketahui misalnya karena kehamilan (gestational hypertension), karena penyempitan pembuluh darah arteri di ginjal (renovascular hypertension), karena faktor hormonal dan penyebab lainnya.
 
Ia menjelaskan, jika hipertensi tidak ditangani dengan baik, selain berakibat fatal pada jantung, otak dan ginjal, maka hipertensi akan menimbulkan komplikasi dan beban biaya yang besar seperti cuci darah, dan sebagainya.
 
"Oleh karena itu, wanita sebaiknya memperhatikan target Tekanan Darah (TD) yang harus mereka capai," tutupnya.
 

 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif