Kerusakan paru-paru akibat virus pneumonia kemungkinan adalah alasan mengapa beberapa pasien mengalami batuk darah. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Kerusakan paru-paru akibat virus pneumonia kemungkinan adalah alasan mengapa beberapa pasien mengalami batuk darah. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Beberapa Kasus Covid-19 Disertai dengan Batuk Berdarah

Rona covid-19 hemoptisis atau batuk berdarah gejala covid-19
Raka Lestari • 16 April 2020 16:23
Jakarta: Tentu sudah banyak yang mengetahui bahwa gejala umum pada covid-19 di antaranya adalah batuk, demam, lelah, dan pada kasus yang lebih serius biasanya disertai dengan kesulitan bernapas dan diare. 
 
Akan tetapi baru-baru ini juga ditemukan sejumlah kasus pasien yang terinfeksi covid-19 disertai dengan batuk berdarah. Meskipun memang kasusnya masih belum terlalu banyak.
 
Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan pada bulan Februari tahun 2020 di jurnal The Lancet dalam uraian Leah Groth melalui artikelnya "Coronavirus May Cause Some People to Cough Up Blood - Here's Why, According to Doctors," para peneliti menemukan sekitar lima persen kasus konfirmasi positif covid-19 dilaporkan mengalami batuk berdarah. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut US National Library of Medicine, batuk darah (alias, hemoptisis) adalah percikan darah atau lendir berdarah dari paru-paru dan tenggorokan.
 
“Hemoptisis dapat terjadi pada berbagai penyakit,” menurut Gregory Cosgrove, MD, PFF, kepala petugas medis untuk Pulmonary Fibrosis Foundation. Tetapi penting untuk dicatat bahwa itu tidak selalu mengindikasikan penyakit serius.
 
Perlu dicatat bahwa hemoptisis hanya dilaporkan pada sejumlah kecil pasien covid-19 dan itu belum tentu merupakan gejala utama covid-19.
 
“Biasanya infeksi covid-19 menyebabkan batuk, produksi dahak, dan sesak napas,” ujar Charles S. Dela Cruz, MD, PhD, seorang ahli paru dari Yale Medicine. "Hemoptisis, yang merupakan batuk naik darah, jauh lebih jarang terjadi pada covid-19."
 
Dr Cosgrove menjelaskan bahwa tingkat keparahan kerusakan paru-paru akibat virus pneumonia kemungkinan adalah alasan mengapa beberapa pasien mengalami batuk darah. 
 
“Jika itu benar-benar terjadi, itu berarti pasien yang terinfeksi covid-19 sudah dalam tingkat yang parah atau pasien mengalami infeksi bakteri,” tambah Dr Dela Cruz.
 
Meskipun batuk darah tidak selalu berarti seseorang mengalami covid-19, akan tetapi itu juga merupakan hal yang sebaiknya tidak diabaikan oleh masyarakat. 
 
“Dalam lingkungan saat ini, itu harus menimbulkan kekhawatiran dan dievaluasi dengan tepat, terutama jika hemoptisis dikaitkan dengan sesak napas,” kata Dr Dela Cruz.
 
Jika Anda atau anggota keluarga dinyatakan positif atau diduga menderita covid-19, sebaiknya segera hubungi dokter. Sebagai seorang profesional medis, dokter dapat mengevaluasi gejala Anda lebih lanjut dan menentukan perawatan tambahan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif