FITNESS & HEALTH
Virus Mirip Covid-19 di Jakarta, Ini Faktor Penyebab, Gejala, dan Perbedaan dengan Flu Biasa
A. Firdaus
Sabtu 18 Oktober 2025 / 12:20
Jakarta: Belakangan ini, sejumlah rumah sakit serta klinik di Jakarta dan sekitarnya melaporkan peningkatan jumlah pasien dengan gejala flu. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat adanya peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA sejak Juli hingga Oktober 2025.
Keluhan gejala mirip Covid-19 ini hampir mencapai 2 juta kasus. Meski demikian, Dinkes DKI menyebut tren ini tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Keluhan batuk tidak sembuh-sembuh cenderung meningkat di tengah cuaca tidak menentu dan menurunnya imunitas tubuh.
"Karena ini juga sebetulnya dalam skala global, ini masih dalam situasi yang hampir mirip dengan tahun sebelumnya. Walaupun di beberapa negara regional ASEAN melaporkan peningkatan aktivitas influenza,” ujar Dicky Budiman selaku epidemiolog saat diwawancarai oleh Primetime News Metro TV.
Data menunjukkan bahwa sirkulasi dari virus saat ini di dunia termasuk di wilayah Asia tidak tunggal. Jadi bukan hanya SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid, bukan juga hanya Influenza, tetapi juga ada RSV ataupun virus saluran napas lainnya yang ini artinya termasuk ada kemungkinan bakteri.
Kombinasi dari berbagai patogen penyebab penyakit itulah yang membuat potensi ataupun kondisi pasien ini menjadi lebih lama sembuh. Indonesia ada kemungkinan infeksi virus yang menular melalui droplet, karena bakteri yang membuat potensi gejala ini menetap.
Dan sebetulnya ada juga riset yang mengatakan bahwa, terutama pada orang yang sempat terinfeksi berkali-kali Covid-19 di masa pandemi lalu, belum sempat divaksin akan cenderung memang memiliki gangguan daya tahan tubuh.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan masker jika sedang flu atau batuk, serta menjaga gaya hidup sehat, karena infeksi bisa berasal dari berbagai patogen seperti RSV atau bakteri yang memperburuk penyakit dan memudahkan penularan.
Gejala flu kali ini sering bertahan lebih lama, hingga satu atau dua minggu atau lebih, yang mungkin disebabkan oleh kombinasi virus seperti SARS-CoV-2, influenza, RSV, atau bahkan infeksi bakteri.
Hal ini berbeda dengan flu biasa karena faktor seperti riwayat infeksi Covid-19 sebelumnya yang belum divaksin dapat melemahkan imunitas. Sehingga analisis diperlukan untuk memahami awal lonjakan, lingkungan eksternal, dan kondisi tubuh pasien yang terpengaruh.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Keluhan gejala mirip Covid-19 ini hampir mencapai 2 juta kasus. Meski demikian, Dinkes DKI menyebut tren ini tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Keluhan batuk tidak sembuh-sembuh cenderung meningkat di tengah cuaca tidak menentu dan menurunnya imunitas tubuh.
"Karena ini juga sebetulnya dalam skala global, ini masih dalam situasi yang hampir mirip dengan tahun sebelumnya. Walaupun di beberapa negara regional ASEAN melaporkan peningkatan aktivitas influenza,” ujar Dicky Budiman selaku epidemiolog saat diwawancarai oleh Primetime News Metro TV.
Faktor penyebab dan pencegahan penyakit
Data menunjukkan bahwa sirkulasi dari virus saat ini di dunia termasuk di wilayah Asia tidak tunggal. Jadi bukan hanya SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid, bukan juga hanya Influenza, tetapi juga ada RSV ataupun virus saluran napas lainnya yang ini artinya termasuk ada kemungkinan bakteri.
Kombinasi dari berbagai patogen penyebab penyakit itulah yang membuat potensi ataupun kondisi pasien ini menjadi lebih lama sembuh. Indonesia ada kemungkinan infeksi virus yang menular melalui droplet, karena bakteri yang membuat potensi gejala ini menetap.
Dan sebetulnya ada juga riset yang mengatakan bahwa, terutama pada orang yang sempat terinfeksi berkali-kali Covid-19 di masa pandemi lalu, belum sempat divaksin akan cenderung memang memiliki gangguan daya tahan tubuh.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan masker jika sedang flu atau batuk, serta menjaga gaya hidup sehat, karena infeksi bisa berasal dari berbagai patogen seperti RSV atau bakteri yang memperburuk penyakit dan memudahkan penularan.
Gejala dan perbedaan dengan flu biasa
Gejala flu kali ini sering bertahan lebih lama, hingga satu atau dua minggu atau lebih, yang mungkin disebabkan oleh kombinasi virus seperti SARS-CoV-2, influenza, RSV, atau bahkan infeksi bakteri.
Hal ini berbeda dengan flu biasa karena faktor seperti riwayat infeksi Covid-19 sebelumnya yang belum divaksin dapat melemahkan imunitas. Sehingga analisis diperlukan untuk memahami awal lonjakan, lingkungan eksternal, dan kondisi tubuh pasien yang terpengaruh.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)