Penderita GB yang ditangani dengan baik memiliki faktor kesembuhan (tidak kambuh) dan dapat beraktivitas normal kembali hingga 80 persen. (Foto: Onedio.com)
Penderita GB yang ditangani dengan baik memiliki faktor kesembuhan (tidak kambuh) dan dapat beraktivitas normal kembali hingga 80 persen. (Foto: Onedio.com)

Seringnya Misdiagnosis Gangguan Bipolar

Rona bipolar
Sri Yanti Nainggolan • 31 Maret 2017 07:00
medcom.id, Jakarta: Misdiagnosis suatu penyakit dapat berakibat buruk bagi pasien, bahkan dapat memperburuk kondisi kesehatan. Oleh karena itu, penegakan diagnosis dengan tepat perlu dilakukan, terutama terkait gangguan jiwa.
 
Salah satu gangguan mental yang kerap mengalami misdiagnosis adalah gangguan bipolar (GB). Ini adalah penyakit dimana penderita mengalami periode perpindahan suasana hati, pikiran, energi, dan perilaku secara drastis.
 
GB sering mengalami misdiagnosis sebagai depresi, ansietas, skizofrenia, penyalahgunaan zat atau gangguan kepribadian. Bahkan, 37 persen kasus GB mengalami misdiagnosis sebagai depresi unipolar dan 30 persen sebagai skizofrenia.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Seringnya Misdiagnosis Gangguan Bipolar
 
"Ada salah satu pasien saya yang misdiagnosis mengalami skizofrenia selama empat tahun. Setelah dilakukan diagnosis ulang, dia ternyata bipolar. Kemudian kami memberikan pengobatan dan terapi, kini dia bisa menjalani hidup normal," ujar psikiater Dr. A. A. A. Agung Kusumawardhani, Sp.KJ(K) dalam seminar media Hari Bipolar Sedunia, Kamis (30/3/2017).
 
(Baca juga: Prevalensi Penderita Gangguan Bipolar di Indonesia)
 
Oleh karena itu, Kepala Departemen Psikiatri RSCM tersebut mengungkapkan bahwa salah satu cara menegakan diagnosis dengan tepat adalah dengan melakukan skrining melalui survei Mood Disorder Questionnaire (MDQ). Wawancara adalah tindakan lanjutan untuk semkain memantapkan diagnosis.
 
Jika sudah terdiagnosis GB, kepatuhan dalam pengobatan menjadi kunci utama pengendalian diri agar GB tidak kambuh lagi. Tentu saja pendampingan dan dukungan dari orang sekitar dibutuhkan untuk membantu proses tersebut.
 
"Penderita GB yang ditangani dengan baik memiliki faktor kesembuhan (tidak kambuh) dan dapat beraktivitas normal kembali hingga 80 persen," tutup Dr. Agung. 
 

 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif