3. Bernada suara tinggi
Pria dengan suara rendah memiliki sperma yang lebih sedikit ketika ejakulasi ketimbang pria bernada suara tinggi. Hal ini diungkapkan sebuah studi dari University of Western Australia.Tingkat testosteron menjadi salah satu penjelasan inti dari studi ini. Menurut penulis studi, Leigh Simmons, testosteron yang lebih sedikit dikaitkan dengan pria yang memiliki fitur wajah yang lebih maskulin dan suara yang lebih rendah. "Tetapi terlalu banyak ciri-ciri maskulin justru dapat menekan produksi sperma," ujarnya.
4. Asupan protein yang cukup
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Proceedings of National Academy of Sciences mengklaim bahwa tikus yang diberi makan setengah dari jumlah protein yang disarankan memiliki kualitas sperma dan cairan mani yang lebih rendah.Penelitian yang dipimpin oleh Dr Adam Watkins itu memberi makan tikus jantan dengan 18 persen atau 9 persen protein. Setelah itu, sampel sperma dikumpulkan dari tikus jantan yang mati sehingga para ilmuwan bisa menganalisis perbedaan antara kedua kelompok.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Hasilnya, tikus yang diberi diet kekurangan protein dalam jumlah yang cukup menghasilkan sperma yang lebih buruk, memiliki metabolisme yang lambat, dan anak-anak mereka memiliki kesempatan lebih tinggi untuk mendapatkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Hal tersebut disebabkan oleh ketidakseimbangan protein dalam makanan memengaruhi kualitas DNA yang diteruskan kepada anak-anak. Namun, para peneliti dari Universitas Nottingham tersebut tidak yakin bagaimana kekurangan protein menyebabkan sperma yang buruk.
Berbagai penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pria yang kelebihan berat badan, merokok, atau minum berlebihan memiliki kualitas sperma yang buruk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)
