FITNESS & HEALTH

Cek Sperma, Kapan dan Apa Manfaatnya?

Yatin Suleha
Senin 04 Maret 2024 / 17:23
Jakarta: Banyak pasangan yang menantikan hadirnya sang buah hati. Namun, ada juga pada beberapa yang sulit untuk mendapatkannya. Sperma yang tidak sehat bisa menjadi faktor pasangan sulit untuk memiliki buah hati. Oleh karena itu melakukan cek sperma bisa menjadi cara untuk mengetahui tingkat kesuburan seorang pria.

Sebenarnya, apa itu cek sperma? Cek sperma adalah prosedur paling umum untuk tes kesuburan pria dan mencari tahu apakah faktor penyebab ketidaksuburan. Prosedur ini terbilang sederhana. Petugas medis akan menyuruh pasien mengumpulkan sperma ke dalam sebuah wadah. 

Sampel sperma tersebut kemudian diserahkan kepada petugas laboratorium yang memeriksa sperma di bawah mikroskop untuk mengevaluasi jumlah, bentuk, penampilan, dan mobilitas sperma.

Dalam laman resmi Eka Hospital disebutkan bahwa saat menentukan jumlah sperma, petugas juga akan memeriksa apakah konsentrasi sperma di atas atau di bawah 20 juta sel sperma per mililiter cairan ejakulasi. 

Jika jumlah sperma ditemukan rendah, dokter spesialis kandungan mungkin akan menguji kadar hormon testosteron darah, FSH, LH, dan prolaktin. Ada sejumlah suplemen yang tersedia untuk membantu meningkatkan parameter sperma seperti jumlah, pergerakan, dan morfologi.
 

Kapan sih harus cek sperma?



(Dalam pemeriksaan sperma, dokter kamu akan melihat berapa banyak sperma yang bergerak dan seberapa baik pergerakannya. Idealnya, 50 persen atau lebih sampel sperma kamu harus aktif bergerak. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

Cek sperma sering kali direkomendasikan ketika pasangan mengalami masalah kesulitan memiliki keturunan. Tes ini akan membantu dokter menentukan apakah seorang pria subur atau tidak. Analisis ini juga akan membantu menentukan apakah jumlah sperma yang rendah atau disfungsi sperma adalah penyebab infertilitas.

Selain itu, cek sperma juga dilakukan pria yang pernah menjalani vasektomi untuk memastikan tidak ada sperma di dalam air maninya. Dalam vasektomi, saluran yang mengirimkan sperma dari testis ke penis dipotong dan disegel sebagai alat kontrasepsi permanen. Setelah vasektomi, dokter sering menganjurkan pria melakukan cek sperma sebulan sekali selama tiga bulan untuk memastikan tidak ada lagi sperma dalam air mani.

Dan dari tes dan analisis sperma pria di bawah mikroskop, nantinya akan memberikan banyak informasi, seperti:
 
  • 1. Jumlah sperma (konsentrasi): Jumlah sperma normal adalah minimal 15 juta sperma per ml air mani. Jumlah sperma dianggap rendah jika jumlahnya kurang dari itu
  • 2. Pergerakan sperma (motilitas): Dokter kamu akan melihat berapa banyak sperma yang bergerak dan seberapa baik pergerakannya. Idealnya, 50 persen atau lebih sampel sperma kamu harus aktif bergerak
3. Bentuk dan ukuran sperma (morfologi): Ukuran dan bentuk sperma memengaruhi seberapa baik mereka dapat membuahi sel telur. Air mani yang normal akan memiliki setidaknya 4 persen sperma yang berbentuk normal
 

Beberapa perawatan infertilitas pria


Dalam kasus infertilitas, disarankan agar pasangan wanitanya juga diperiksa. Mungkin ada perawatan khusus yang direkomendasikan untuk pasangan. Perawatan untuk infertilitas pria antara lain:
 
  1. 1. Operasi: Misalnya, varikokel sering kali dapat dikoreksi melalui pembedahan atau vas deferens yang tersumbat dapat diperbaiki. Dalam kasus ketika tidak ada sperma saat ejakulasi, sering kali sperma dapat diambil langsung dari testis atau epididimis menggunakan teknik pengambilan sperma
  2. 2. Mengobati infeksi: Pengobatan antibiotik mungkin menyembuhkan infeksi saluran reproduksi, namun tidak selalu mengembalikan kesuburan.
  3. 3. Perawatan untuk masalah hubungan seksual: Pengobatan atau konseling dapat membantu meningkatkan kesuburan pada kondisi seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi dini
  4. 4. Perawatan hormon dan obat-obatan: Dokter mungkin merekomendasikan penggantian hormon atau pengobatan jika infertilitas disebabkan oleh tinggi atau rendahnya kadar hormon tertentu atau masalah pada cara tubuh menggunakan hormon
  5. 5. Assisted reproductive technology (ART): Perawatan ART melibatkan pengambilan sperma melalui ejakulasi normal, ekstraksi bedah atau dari donor, tergantung pada kasus dan keinginan spesifik pasien. Sperma tersebut kemudian dimasukkan ke dalam saluran kelamin wanita, atau digunakan untuk melakukan bayi tabung (fertilisasi in vitro) atau injeksi sperma intracytoplasmic (ICSI)


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH