FITNESS & HEALTH
Kapan Kamu Mengalami Andropause? Kenali Tanda-tandanya
A. Firdaus
Rabu 25 Juni 2025 / 19:29
Jakarta: Jika selama ini menopause identik dengan wanita, nyatanya fase tersebut juga bisa dialami kaum Adam. Ya, namanya andropause yang memiliki arti penurunan fungsi testis pada pria. Sehingga, situasi ini membuat penurunan kadar hormon testosteron darah.
Menurut spesialis andrologi dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr. Androniko Setiawan Sp. And, hormon testosteron pria adalah yang paling penting, dan itu diproduksi sekira 95 persen oleh testis. Jika testisnya bermasalah, maka akan bakal mengganggu testosteron.
Fungsinya testosteron ini, menurut dr. Androniko adalah membentuk karakter seks pria. Mulai dari berjenggot, pembesaran testis, penis, dan semua yang menunjukkan identitas pria.
Baca juga: Penyebab Penis Nyeri saat Berhubungan Intim
"Bahkan sejak dari kandungan, lahir, sampai pubertas. Jadi sangat penting. Saat sudah dewasa, fungsi testosteron mempertahankan ciri khas dari pria, hingga organ-organ yang berpengaruh ke hormon androgen pada pria, salah satunya sperma," terang dr. Androniko.
Hormon androgen berpengaruh pada sistem reproduksi dan seksual pria. Untuk itu, dr. Androniko mengingatkan jangan menganggap sepele kondisi andropause tersebut. Sebab, selain bisa mengganggu sistem reproduksi, andropause juga akan memengaruhi hampir ke semua organ tubuh pria.
"Pengaruhnya besar, bisa memengaruhi sistem reproduksi, gangguan ereksi, bahkan pembuluh darah. Bahkan, bila terjadi penurunan produksi testosteron maka bisa menyebabkan endotel bermasalah," ungkap dokter yang lulusan Universitas Trisakti tersebut.
Pria yang memasuki masa andropause umumnya mengalami hipogonadisme yaitu menurunnya produksi hormon oleh kelenjar seksual. Tanda-tanda ini biasanya mulai dirasakan ketika memasuki usia 50 tahun ke atas.
Bedanya dengan wanita, tidak semua pria mengalami andropause. Meski begitu, gejala-gejalanya bisa dikendalikan bahkan tanpa perlu melalui pengobatan. Apa saja itu?
Pria yang andropause akan mengalami penurunan gairah seksual. Biasanya kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi, istilah ini bisa disebut disfungsi ereksi.
Jumlah lemak tubuh meningkat dan massa otot berkurang, sehingga menyebabkan sejumlah perubahan fisik.
Pria yang mengalami andropause akan merasakan perubahan mood yang tidak menentu. Seperti merasa gelisah, mudah sedih, dan tersinggung.
Kondisi andropause biasanya ditandai dengan meningkatkan risiko infertilitas atau bermasalah pada kesehatan reproduksi.
Ditandai dengan penurunan fungsi kognitif. Artinya sulit berkonsentrasi hingga menurunnya kemampuan berpikir dan daya ingat.
Pria yang kurang tidur atau sulit tidur bisa menandakan dia mengalami andropause.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut spesialis andrologi dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr. Androniko Setiawan Sp. And, hormon testosteron pria adalah yang paling penting, dan itu diproduksi sekira 95 persen oleh testis. Jika testisnya bermasalah, maka akan bakal mengganggu testosteron.
Fungsinya testosteron ini, menurut dr. Androniko adalah membentuk karakter seks pria. Mulai dari berjenggot, pembesaran testis, penis, dan semua yang menunjukkan identitas pria.
Baca juga: Penyebab Penis Nyeri saat Berhubungan Intim
"Bahkan sejak dari kandungan, lahir, sampai pubertas. Jadi sangat penting. Saat sudah dewasa, fungsi testosteron mempertahankan ciri khas dari pria, hingga organ-organ yang berpengaruh ke hormon androgen pada pria, salah satunya sperma," terang dr. Androniko.
Hormon androgen berpengaruh pada sistem reproduksi dan seksual pria. Untuk itu, dr. Androniko mengingatkan jangan menganggap sepele kondisi andropause tersebut. Sebab, selain bisa mengganggu sistem reproduksi, andropause juga akan memengaruhi hampir ke semua organ tubuh pria.
"Pengaruhnya besar, bisa memengaruhi sistem reproduksi, gangguan ereksi, bahkan pembuluh darah. Bahkan, bila terjadi penurunan produksi testosteron maka bisa menyebabkan endotel bermasalah," ungkap dokter yang lulusan Universitas Trisakti tersebut.
Kapan kamu mengalami andropause?
Pria yang memasuki masa andropause umumnya mengalami hipogonadisme yaitu menurunnya produksi hormon oleh kelenjar seksual. Tanda-tanda ini biasanya mulai dirasakan ketika memasuki usia 50 tahun ke atas.
Bedanya dengan wanita, tidak semua pria mengalami andropause. Meski begitu, gejala-gejalanya bisa dikendalikan bahkan tanpa perlu melalui pengobatan. Apa saja itu?
- Penurunan gairah seksual
Pria yang andropause akan mengalami penurunan gairah seksual. Biasanya kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi, istilah ini bisa disebut disfungsi ereksi.
- Kegemukan
Jumlah lemak tubuh meningkat dan massa otot berkurang, sehingga menyebabkan sejumlah perubahan fisik.
- Moddy-an
Pria yang mengalami andropause akan merasakan perubahan mood yang tidak menentu. Seperti merasa gelisah, mudah sedih, dan tersinggung.
- Infertilitas
Kondisi andropause biasanya ditandai dengan meningkatkan risiko infertilitas atau bermasalah pada kesehatan reproduksi.
- Kognitif terganggu
Ditandai dengan penurunan fungsi kognitif. Artinya sulit berkonsentrasi hingga menurunnya kemampuan berpikir dan daya ingat.
- Insomnia
Pria yang kurang tidur atau sulit tidur bisa menandakan dia mengalami andropause.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)