Jangan stres dulu bila saat ini bayi Anda masih menyusui, ada dua hal yang perlu Anda perhatikan seperti disarankan oleh Dr. Riza Sulfianna, selaku konselor menyusui yaitu:
1. Berlatih
Mengutip dari Healthline, menyusui bayi adalah seni yang harus dipelajari. Anda tidak dilahirkan dengan mengetahui cara memegang kuas sama seperti Anda tidak tahu bagaimana cara menyusui.Hubungi konselor laktasi yang dapat memeriksa apakah bayi Anda menyusu dengan benar atau memiliki kondisi yang membuatnya sulit untuk menyusu di payudara. Cobalah sampai Anda dan bayi merasa nyaman. Dengan seperti itu, perubahan berat badan akan terlihat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dr. Riza Sulfianna, konselor menyusui di Orami memberikan sarannya yaitu, “Cara mendapatkan perlekatan yang pas adalah dengan bayi harus membuka mulut sebesar-besarnya hingga bayi menyusu di areola dan puting payudara ibu berada di soft palatum/langit-langit mulut bayi yang lunak,” ujar dr. Riza.
Berikan ASI saat bayi belum dalam keadaan terlalu lapar. Dan perlekatan seperti ini mudah didapatkan saat bayi belum terlalu lapar. Yakni saat bayi masih memperlihatkan early hungry clue seperti memonyongkan mulut, menoleh kiri dan ke kanan.
“Jangan tunggu bayi sampai menangis baru disusukan, karena menangis artinya bayi sudah sangat lapar sekali, pada kondisi ini sudah susah untuk membuat bayi perlekatannya bagus,” tutur dr. Riza.
2. Tingkatkan suplai ASI
Jika Anda khawatir suplai ASI Anda tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi Anda, santai saja. Untuk menambah persediaan ASI Anda, buat bayi tetap dekat, susui setiap satu atau dua jam, dan cobalah untuk beristirahat. Semakin banyak Anda memberi makan semakin banyak isi ASI.“Booster ASI yang cepat itu adalah selalu mengosongkan payudara per 2-3 jam, karena semakin sering payudara kosong maka ASI semakin cepat diproduksi, itu sudah mekanisme alamiah tubuh,” ujarnya.
“Sebaliknya kalau ASI numpuk di payudara maka produksi ASI mandek mau makan apapun ibu tapi ASI-nya tidak dikeluarkan rutin baik dengan menyusui atau memerah, maka produksi ASI-nya juga enggak bagus,” tambahnya.
Tak hanya itu, para ibu mentalnya juga harus dalam keadaan sehat. Ibu yang senang akan memproduksi lebih banyak ASI. “Lalu mood ibu sangat memengaruhi lancarnya ASI. Ibu yang happy, rileks, tawakal, bersyukur maka hormon oksitosin dan endorfinnya membuat ASI lancar,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)
