Seperti memerintah temannya, mengadu, atau bermain kasar hingga berbohong sehingga kerap orang tua menjulukinya nakal.
Psikolog anak di Maui, Hawaii Heather Wittenberg mengatakan perubahan temperamen menandakan lompatan perkembangan yang menarik dan mungkin mengisyaratkan sifat-sifat yang patut ditiru.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saat kepribadian mulai berkembang ada juga beberapa kebiasaan perilaku yang menantang," katanya seperti dilansir dari Parents.
Kuncinya adalah mampu merangkul dan mempromosikan kualitas positif ketika orang tua berusaha memperbaiki tindakan anak yang tidak pantas.
Masalah: berbohong
Positif: Anak biasanya berbohong untuk melindungi diri jika merusakkan barang seperti menjatuhkan ponsel atau vas. Penelitian menemukan anak-anak yang mulai berbohong pada usia 2 atau 3 tahun, satu atau dua tahun lebih cepat dari teman sebayanya cenderung memiliki IQ sedikit lebih tinggi dan kemampuan tinggi merencanakan dan mengendalikan tindakan mereka.
Profesor di Institut Studi Anak Universitas Toronto Eric Jackman mengatakan berbohong membutuhkan lebih banyak kemampuan kognitif.
Penanganan: Hindari hukuman dan gunakan kesempatan itu menjelaskan kenapa jujur penting. Sebelum berusaha mencari tahu kebenarannya, minta anak berjanji mengatakan yang sebenarnya.
Dalam studi, anak-anak yang melakukannya jauh lebih sedikit berbohong. Berusaha untuk berbicara tanpa menekan anak. Dan jika dia mengakuinya, berterima kasihlan karena sudah berterus terang, namun jangan berlebihan.
Masalah: Suka mengadu
Anak selalu punya sesuatu untuk dilaporkan kepada Anda mengenai perilaku anak lain. Kabar bainya, anak usia 3-4 tahun mulai mengakui ada aturan dang mengembangkan hati nurani. "Seorang pengadu ingin semua orang melakukan hal yang benar, dan itulah fondasi menjadi warga negara yang baik," jelas Dr. Wittenberg.
Penanganan: Anda bisa bingung bagaimana menghentikan sifat pengadunya tetapi pada situasi tertentu dibutuhkan. Seperti saat anak mengalami perundungan atau pelecehan. Jadi, beri tahu anak Anda menghargai bahwa anak sadar peraturan, tapi jauhkan anak dari memikirkan pelanggaran tertentu.
Jika anak melapor ada yang berbuat salah padanya, bekali anak untuk menyelesaikannya sendiri.
Masalah: Suka memerintah
Perilaku angkuh dan suka memerintah anak terhadap teman, saudara dan bahkan Anda sendiri menunjukkan ia memiliki watak berwibawa. Ini mengisyaratkan keterampilan kepemimpinan di usia muda.
Namun karena bagian otaknya belum matang bisa menyebabkan tindakannya lepas kendali. Pada usia 8-9 tahun anak sudah mampu berpikir lebih logis dan mengubah perilakunya.
Penanganan: Biarkan anak menyelesaikannya lebih dulu bersama teman-temannya. Jika si kecil tidak mengurangi sikap memerintahnya, saatnya turun tangan. Katakan pada anak bagaimana jika melakukannya dengan pertolongan semua orang.
Selanjutnya, katakan pada anak untuk menurunkan suaranya. Anda bisa mengatakan, memerintah dengan suara keras tidak menyenangkan. "Bagaimana jika mengatakannya dengan cara yang lebih lembut dan baik?".
Masalah: Mengabaikan Anda
Ketika dia sedang berada dengan teman-temannya, anak tidak mendengarkan Anda. Kabar baiknya, anak sedang membangun persahabatan dan terpesona dengan semua perilaku teman-temannya. Anak tidak dapat mendengarkan teman dan Anda sekaligus. Pada usia sekitar tujuh tahun anak lebih mampu membagi fokus mereka, kata psikolog Lawrence J. Cohen.
Penanganan: Meski tidak ingin mengganggu persahabatan anak yang sedang berkembang, ada saat si kecil harus mendengarkan. Jadi cobalah sesuatu yang tidak terduga untuk menarik perhatiannya: Bernyanyi tentang menyimpan mainan, atau menyampaikan arahan Anda dengan aksen lucu.
Pastikan Anda melakukannya di sekat anak, karena berteriak dari ruang berbeda hanya dilakukan dalam keadaan mendesak.
Masalah: Kasar dengan teman
Meskipun Anda mungkin tidak setuju, tapi bergulat, mendorong dan permainan yang melibatkan fisik tak tertahankan bagi banyak anak kecil terutama anak laki-laki.
Kabar baik: Anak yang pandai dalam permainan fisik memiliki keterampilan sosial tertentu, seperti mengetahui cara berkomunikasi nonverbal dengan teman. Anak juga harus dapat mengukur seberapa intensnya bermain, dan berhenti ketika temannya membutuhkan istirahat.
Professor pendidikan anak usia dini di University of South Carolina di Columbia Nancy K. Freeman mengatakan mungkin ada anak yang berlebihan, namun dengan beberapa kali latihan ia akan mengetahui batasannya. Selain itu anak juga belajar mengatur emosi dan menenangkan diri sendiri.
Penanganan: Pastikan anak Anda dan kawan-kawannya berguling-guling di area yang aman dan terbuka lebar. Perhatikan mereka dengan cermat. Segera lerai jika anak melihat aksi yang membahayakan seperti meninju, menendang, atau ada ekspresi wajah yang tidak bahagia.
Anda dapat mengatakan "Itu terlalu kasar. Anda bisa memecahkan sesuatu,". Atau ajak anak bermain di luar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)
