FAMILY

5 Tips Menormalisasi Rasa Ketinggalan agar Anak Tidak FOMO

A. Firdaus
Selasa 30 September 2025 / 12:09
Jakarta: Rasa ketinggalan adalah hal wajar yang dialami banyak anak karena pengaruh teman atau media sosial. Tetapi orang tua bisa bantu mengubah perasaan itu menjadi sesuatu yang positif agar FOMO tidak lagi jadi beban berat.

Dengan menormalisasi bahwa tidak semua hal perlu diikuti, anak belajar menghargai pilihan pribadi dan menemukan kebahagiaan dalam momen sederhana. Dikutip dari Parents, berikut adalah cara sederhana untuk menormalisasi rasa ketinggalan agar anak tidak FOMO:
 

1. Bantu anak terima bahwa ketinggalan adalah hal biasa 


Mulai dengan menjelaskan bahwa tidak mungkin ikut atau punya segalanya, bahkan orang dewasa pun begitu, dan memilih tidak ikut justru tunjukkan kekuatan diri.

Irin Rubin, ahli parenting dan penulis buku The MamaZen Parenting Method serta pendiri aplikasi MamaZen menekankan tidak mungkin punya atau ikut segalanya. Bahkan bagi orang dewasa, dan memilih tidak ikut justru menunjukkan nilai diri yang kuat.

Cara ini bikin anak paham bahwa melewatkan sesuatu bukan kegagalan, tetapi kesempatan untuk fokus pada hal yang lebih penting bagi mereka sendiri.

Baca juga: Kapan FOMO Anak Menjadi Masalah Serius?
 

2. Tumbuhkan ketahanan lewat pemahaman rasa memiliki 


Tekankan bahwa merasa punya sesuatu tidak berarti harus miliki semua yang membantu anak bangun ketahanan emosional.

“Ini cenderung menumbuhkan ketahanan, dan membantu mereka memahami bahwa rasa memiliki tidak sama dengan ‘memiliki semuanya,’” kata Rubin.

Diskusi ringan seperti ini bisa dilakukan saat anak sedih melewatkan acara, agar mereka lihat nilai dalam keputusan pribadi dan kurangi tekanan untuk selalu ikut tren.
 

3. Kenalkan konsep JOMO untuk ubah pandangan positif 


Perkenalkan JOMO atau 'Joy of Missing Out" yang artinya senang melewatkan sesuatu, sebagai cara baru lihat ketinggalan.

Konsep berguna lainnya adalah JOMO atau "joy of missing out" yang berarti kesenangan dalam melewatkan sesuatu.

Cara ini mengajarkan anak bahwa ada nilai dalam istirahat atau waktu sendiri, daripada selalu ikut kegiatan sosial yang melelahkan.
 

4. Gunakan JOMO untuk temukan kebahagiaan dalam kesendirian 


JOMO bantu anak sadari manfaat melambat dan pilih kedamaian pribadi ketimbang keterlibatan konstan.

“Berakar pada batas-batas sosial, JOMO dapat membantu remaja menyadari bahwa ada nilai dalam melambat dan bahwa kebahagiaan dapat ditemukan dalam memilih istirahat, kesendirian, atau waktu pribadi daripada keterlibatan sosial yang konstan,” ujar Leah Jacobs, LMHC, pendiri dan direktur di Digital Wellness Project.

Contohnya, ceritakan bagaimana hari hujan di rumah baca buku lebih menyenangkan daripada acara ramai, sehingga anak lihat ketinggalan sebagai peluang rileks.
 

5. Ubah pandangan negatif jadi peluang kedamaian diri 


Masukkan JOMO ke obrolan sehari-hari agar anak ubah rasa sedih ketinggalan menjadi kesempatan koneksi dengan diri sendiri.

Memperkenalkan JOMO ke dalam kosakata anak bisa mengubah pandangan negatif tentang ketinggalan menjadi peluang untuk kedamaian dan koneksi dengan diri sendiri, seperti menikmati hari hujan di rumah dengan buku favorit daripada ikut acara ramai.

Aktivitas ini bikin anak lebih bahagia dan mandiri, tanpa merasa harus ikut semua untuk merasa lengkap. 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH