Jakarta: FOMO adalah perasaan biasa yang banyak anak alami karena pengaruh teman atau media sosial, dan sering bisa hilang sendiri seiring waktu dengan dukungan orang tua.
Namun, jika perasaan itu terus-menerus dan mengganggu keseharian, itu bisa jadi tanda masalah emosional lebih dalam seperti kecemasan atau depresi.
Baca juga: Psikolog: Kebiasaan Kecil Ini Akan Membuat Mental Kamu Lebih Kuat
Orang tua perlu waspada terhadap tanda-tanda ini agar bisa bertindak cepat, memberikan bantuan profesional yang tepat, dan membantu anak membangun kesehatan mental yang lebih kuat untuk masa depan.
Dikutip dari Parents, berikut adalah enam penjelasan sederhana tentang kapan FOMO perlu perhatian khusus yang bisa Moms perhatikan.
Banyak anak alami FOMO suatu saat, tetapi bisa belajar dan tumbuh darinya. “FOMO umum terjadi dan sesuatu yang kebanyakan anak alami pada suatu saat. Sering kali, mereka dapat mengatasi hal ini dan belajar serta tumbuh dari pengalaman tersebut,” kata Kanchi Wijesekera, PhD, psikolog klinis dan pendiri serta direktur klinis Milika Center for Therapy & Resilience.
.jpg)
(Tanda FOMO yang berbahaya meliputi kecemasan berlebihan, stres, gangguan tidur sampai perilaku impulsif dan tidak rasional. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Kalau cemas ketinggalan muncul terus tanpa henti, bukan FOMO biasa lagi. Moms perlu perhatikan pola biar anak tak menderita sendirian
“Jika FOMO bersifat persisten dan tidak terkendali, itu mungkin lebih dari sekadar FOMO,” kata Dr Wijesekera.
Lihat kalau anak khawatir berlebih, sedih atau cemas parah, sulit tidur, nafsu makan berubah, nilai turun, dan kurang percaya diri tiba-tiba.
Tanda-tanda seperti kekhawatiran terus-menerus, kesedihan atau kecemasan yang meningkat, perubahan pola tidur, nafsu makan, atau prestasi sekolah, penurunan kepercayaan diri mendadak, atau komentar berulang tentang merasa tidak diterima di mana pun, perlu Moms perhatikan.
Kalau tanda berlangsung dan ganggu harian, bisa gejala depresi atau harga diri rendah. Jangan abaikan karena hal ini sudah membutuhkan penanganan khusus
“Ketika pola-pola ini terus berlanjut dan memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka, hal itu dapat menandakan masalah mendasar seperti kecemasan, depresi, atau harga diri yang rendah,” jelas Dr Wijesekera.
Saat tanda terlihat, hubungi dokter anak atau ahli mental untuk terapi atau konseling. Hal ini dapat membantu kelola emosi dan hindari dampak panjang.
Jika pola ini muncul, segera hubungi dokter anak atau profesional kesehatan mental untuk dukungan, seperti terapi atau konseling, agar anak bisa mengatasi tantangan dengan cara yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Baca juga: Kesepian hingga FOMO jadi Pemicu Remaja Terkena Gangguan Kesehatan Mental akibat Media Sosial
Intervensi cepat bantu atasi FOMO dan kembangkan emosi tahan lama. Dengan bantuan dini, anak tidak hanya mengurangi FOMO, tetapi juga membangun ketahanan emosional untuk masa depan. Caranya, orang tua bisa ikut sesi dukung anak di rumah.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Namun, jika perasaan itu terus-menerus dan mengganggu keseharian, itu bisa jadi tanda masalah emosional lebih dalam seperti kecemasan atau depresi.
Baca juga: Psikolog: Kebiasaan Kecil Ini Akan Membuat Mental Kamu Lebih Kuat
Orang tua perlu waspada terhadap tanda-tanda ini agar bisa bertindak cepat, memberikan bantuan profesional yang tepat, dan membantu anak membangun kesehatan mental yang lebih kuat untuk masa depan.
Dikutip dari Parents, berikut adalah enam penjelasan sederhana tentang kapan FOMO perlu perhatian khusus yang bisa Moms perhatikan.
1. FOMO sering biasa dan bisa diatasi sendiri
Banyak anak alami FOMO suatu saat, tetapi bisa belajar dan tumbuh darinya. “FOMO umum terjadi dan sesuatu yang kebanyakan anak alami pada suatu saat. Sering kali, mereka dapat mengatasi hal ini dan belajar serta tumbuh dari pengalaman tersebut,” kata Kanchi Wijesekera, PhD, psikolog klinis dan pendiri serta direktur klinis Milika Center for Therapy & Resilience.
2. Waspadai FOMO persisten dan tak terkendali
.jpg)
(Tanda FOMO yang berbahaya meliputi kecemasan berlebihan, stres, gangguan tidur sampai perilaku impulsif dan tidak rasional. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Kalau cemas ketinggalan muncul terus tanpa henti, bukan FOMO biasa lagi. Moms perlu perhatikan pola biar anak tak menderita sendirian
“Jika FOMO bersifat persisten dan tidak terkendali, itu mungkin lebih dari sekadar FOMO,” kata Dr Wijesekera.
3. Kenali tanda kekhawatiran meningkat
Lihat kalau anak khawatir berlebih, sedih atau cemas parah, sulit tidur, nafsu makan berubah, nilai turun, dan kurang percaya diri tiba-tiba.
Tanda-tanda seperti kekhawatiran terus-menerus, kesedihan atau kecemasan yang meningkat, perubahan pola tidur, nafsu makan, atau prestasi sekolah, penurunan kepercayaan diri mendadak, atau komentar berulang tentang merasa tidak diterima di mana pun, perlu Moms perhatikan.
4. Pola tunjuk masalah mendasar seperti kecemasan
Kalau tanda berlangsung dan ganggu harian, bisa gejala depresi atau harga diri rendah. Jangan abaikan karena hal ini sudah membutuhkan penanganan khusus
“Ketika pola-pola ini terus berlanjut dan memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka, hal itu dapat menandakan masalah mendasar seperti kecemasan, depresi, atau harga diri yang rendah,” jelas Dr Wijesekera.
5. Cari bantuan profesional kalau pola muncul
Saat tanda terlihat, hubungi dokter anak atau ahli mental untuk terapi atau konseling. Hal ini dapat membantu kelola emosi dan hindari dampak panjang.
Jika pola ini muncul, segera hubungi dokter anak atau profesional kesehatan mental untuk dukungan, seperti terapi atau konseling, agar anak bisa mengatasi tantangan dengan cara yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Baca juga: Kesepian hingga FOMO jadi Pemicu Remaja Terkena Gangguan Kesehatan Mental akibat Media Sosial
6. Manfaat bantuan dini kurangi FOMO dan bangun ketahanan
Intervensi cepat bantu atasi FOMO dan kembangkan emosi tahan lama. Dengan bantuan dini, anak tidak hanya mengurangi FOMO, tetapi juga membangun ketahanan emosional untuk masa depan. Caranya, orang tua bisa ikut sesi dukung anak di rumah.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)