Ilustrasi-Freepik
Ilustrasi-Freepik

Apakah Makanan Memengaruhi Suasana Hati?

Rona psikologi
Sunnaholomi Halakrispen • 20 Juli 2020 14:23
Jakarta: Ketika membahas kesehatan mental, pepatah lama mungkin muncul. Yakni Anda adalah apa yang Anda makan. Nyatanya, hal itu benar adanya. Lalu, benarkah makanan dapat memengaruhi suasana hati?
 
Dikutip dari SBS, makanan tinggi tryptophan meningkatkan serotonin di otak kita, yang mengarah ke peningkatan tingkat kebahagiaan, nafsu makan, tidur, ingatan, dan hasrat seksual. Sementara pikiran, suasana hati, dan perilaku Anda adalah produk otak Anda.
 
Sejumlah minuman pun membuat otak tidak seimbang dan dapat menyebabkan perilaku yang berubah secara dramatis. Diet atau pola makan Anda mungkin lebih berkaitan dengan bagaimana Anda berpikir daripada yang Anda duga sebelumnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Suasana hati Anda adalah produk bahan kimia di otak yang disebut neurokimia. Ini termasuk neurotransmitter, yang merupakan molekul kecil sel saraf (neuron) yang digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain. Salah satu neurotransmitter penting yang terlibat dalam suasana hati adalah serotonin.
 
Banyak obat yang menargetkan sistem otak dirancang untuk meningkatkan atau menurunkan kadar neurotransmiter. Contohnya, banyak obat antidepresan seperti fluoxetine atau escitalopram dirancang untuk memblokir pembuangan serotonin dan akibatnya meningkatkan kadar di otak.
 
Serotonin sendiri dikenal sebagai salah satu hormon bahagia. Ini diproduksi oleh neuron di batang otak.
 
Namun, neuron-neuron ini terhubung dengan hampir setiap area utama otak, sehingga efek serotonin tersebar luas. Serotonin memengaruhi banyak perilaku, termasuk suasana hati (seperti kebahagiaan dan depresi), perilaku sosial, nafsu makan, tidur, ingatan, dan hasrat seksual, dalam beberapa waktu.
 
Serotonin terbuat dari triptofan, asam amino esensial. Ini berarti tubuh tidak dapat memproduksi triptofan dan kita harus mendapatkannya dari makanan yang kita makan. Untungnya, triptofan ditemukan di banyak makanan seperti daging, susu, buah-buahan, dan biji-bijian.
 
Lalu, jika jumlah triptofan dalam diet Anda berubah, apakah jumlah serotonin di otak berubah?
 
Anda mungkin berpikir bahwa otak cukup mampu mengelola sumber dayanya. Bahwa perubahan harian dalam diet tidak akan memengaruhi penampilan neurotransmitter dasar Anda. Ternyata, ini berlaku untuk diet yang mengandung triptofan, yang tidak mungkin meningkatkan kadar serotonin di otak.
 
Dalam kondisi normal, kelebihan triptofan bersaing dengan asam amino lain untuk masuk ke otak. Ini menghasilkan sedikit tambahan ekstra.
 
Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Otak tidak dapat mengatasi diet bebas triptofan, dan ini akan dengan cepat menghabiskan otak serotonin.
 
Jadi, apa yang terjadi pada otak Anda ketika serotonin berkurang? Banyak penelitian mengatakan bahwa orang yang diberi diet rendah atau kurang dalam triptofan telah meningkatkan sifat mudah marah atau agresif serta memiliki ingatan yang buruk dan suasana hati yang menurun.
 
Misalnya, pada orang yang pernah mengalami depresi yang sekarang telah pulih, menurunkan triptofan untuk sementara waktu menyebabkan kambuhnya depresi. Efek ini bahkan dapat dilihat pada orang yang berisiko tinggi mengalami depresi karena faktor genetika. Orang-orang ini belum mengalami depresi tetapi berisiko mengalami episode depresi pertama yang disebabkan oleh penipisan triptofan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif