Hal ini mengingatkan betapa pentingnya membaca buku dan literasi bagi setiap orang. Sebab melalui membaca, kita bisa memperkaya ilmu pengetahuan dan cakrawala serta dapat membuat manusia berpikir kritis.
Sayangnya, minat baca orang Indonesia masih terlampau rendah. Melansir data Perpustakaan Nasional tahun 2017, frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata hanya tiga sampai empat kali per minggu. Sementara jumlah yang dibaca hingga tamat hanya sekitar sembilan buku per tahun.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Meski begitu, selalu ada pihak-pihak yang konsisten saling bahu-membahu meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Salah satunya Roosie Setiawan, seorang praktisi dan ahli bedah buku yang mengenalkan metode Read Aloud atau membaca keras.
Menurut Roosie, Read Aloud adalah metode menceritakan sebuah buku pada anak. Dengan cara yang ekspresif dan teatrikal. Hal ini akan membuat buku yang dibaca menjadi hidup dan menyenangkan untuk disimak oleh anak.
"Ini bisa mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan," kata Roosie dalam Talk Show bertajuk “Mempererat Ikatan Ibu dan Anak dengan Metode Read-Aloud” yang diselenggarakan Lotte Choco Pie di Jakarta, Rabu 12 Desember 2018.
Klik di sini: Mikha Tambayong 'Kecanduan' Jamu sejak Kecil
Roosie mengatakan, peran serta ibu sangat penting dalam menjalankan metode yang diperkenalkan oleh Jim Trelese dalam bukunya “The Read Aloud Handbook” itu. Sebab, anak cenderung lebih senang mendengarkan cerita dari suara ibunya. Misalnya, saat menceritakan buku pengantar tidur.
"Karena sejak di dalam rahim, anak sudah terbiasa mendengar suara ibunya," ujar Roosie.
Selain menciptakan pengetahuan dari buku yang dibacakan, metode ini secara langsung mengajarkan anak mengetahui koleksi kosakata. Selain itu juga mengajarkan anak tentang cara membaca yang baik serta menciptakan momen kebersamaan hubungan antara ibu dan anak.
"Metode ini mengajarkan pengetahuan huruf dan bunyi kepada anak. ini adalah salah satu dari unsur yang dibutuhkan anak untuk belajar membaca," lanjut Roosie.
Read Aloud dapat dimulai sejak dini, bahkan sejak semester ketiga kehamilan. Sebabnya, pada masa itu, anak sudah dapat mendengar suara ibu dari dalam rahim.
"Karena itu semakin dini buku diperkenalkan, maka hasilnya akan semakin optimal dalam upaya menumbuhkan kecintaan anak pada buku. Serta bisa membuat anak cepat belajar membaca," tandasnya.
Read Aloud dapat dilakukan di mana saja dan dengan waktu yang singkat. Anda cukup membacakan buku dengan metode ini dalam waktu sepuluh menit. Sempatkan melakukannya setiap hari agar mendapatkan hasil yang lebih optimal.
Tips Meningkatkan Minat Baca Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)