"Perguruan tinggi hendaknya ikut berperan dalam meningkatkan indeks literasi di Tanah Air," ujar Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, 10 Februari 2021.
Hal itu disampaikan saat mengukuhkan Pengurus Pusat Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) periode 2020-2023. Dia berharap, forum perpustakaan perguruan tinggi tidak sekadar dijadikan wadah untuk berbagi jejaring, namun juga turut mengatasi masalah literasi Indonesia mulai dari hilir hingga hulu.
"Saya ingin forum ini tidak hanya sekadar berbagi jejaring tetapi ada pekerjaan berat yang harus dilakukan, keluarlah dari zona nyaman dan bekerja untuk negeri," ujar dia.
Baca: Mahasiswa UMM Buat Sarung Tangan Pencegah Kecelakaan Kerja
Dia menambahkan, perlu adanya perbaikan di sisi hulu untuk mengatasi persoalan rendahnya indeks literasi. Salah satunya, memastikan tersedianya bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Berhenti kita menghakimi masyarakat yang tidak suka membaca, tetapi apakah kita sudah menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan. Siapa pun kita mari dorong setiap orang untuk menulis buku yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat," ungkap dia.
Selain itu, lanjutnya, perlu ada regulasi yang memungkinkan buku yang berada di kota besar bisa sampai wilayah timur Indonesia, hingga Papua maupun Nusa Tenggara Timur. Serta, menyiapkan anggaran yang memastikan dapat menyiapkan bahan bacaan sesuai dengan standar UNESCO, yakni minimal tiga buku setiap orang per tahun.
Baca: Upaya UMB Menyiapkan Generasi Melek Literasi Digital
Syarif menegaskan, tidak benar bila budaya baca Indonesia disebut rendah. Sebab, bangsa Indonesia memiliki keturunan nenek moyang pembaca terbaik di dunia. Hal itu dibuktikan dengan keragaman aksara di Indonesia yang mencapai lebih dari 50 aksara, misalnya aksara Batak, Jawa, dan Bali.
"Bantu Perpusnas menyelesaikan persoalan ini di sisi hulu. Jika bicara rendahnya budaya baca, otomatis indeks literasi rendah, daya saing rendah, pendapatan per kapita rendah. Hal ini jangan diperdebatkan lagi," ungkapnya.
Ia menekankan, dukungan sangat dibutuhkan untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, sesuai dengan kebijakan Presiden Joko Widodo. Melalui transfer ilmu pengetahuan dan penyiapan buku ilmu terapan, perguruan tinggi bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terbelenggu kemiskinan dan kebodohan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News