Jangan panik jika bayi kerap menangis, sebab itu merupakan bahasa selagi belum bisa berbicara (Foto IlustrasI: Ba Phi/Pexels)
Jangan panik jika bayi kerap menangis, sebab itu merupakan bahasa selagi belum bisa berbicara (Foto IlustrasI: Ba Phi/Pexels)

Selain Mengantuk, Ini yang Membuat Bayi Ngambek

Rona tumbuh kembang bayi
Sunnaholomi Halakrispen • 03 April 2019 19:15
Bukan hanya mengantuk bayi merengek atau uring-uringan, banyak penyebabnya. Seperti minta mengganti popok atau cuaca yang tak bersahabat dengan kondisi tubuhnya.
 
Jakarta: Bayi memiliki kebiasaan ngambek atau uring-uringan ketika tengah mengantuk. Kebiasaan itu bisa berlangsung dalam waktu yang lama, bahkan sering kali bayi sangat sulit untuk tidur.
 
Mungkin Anda merasa bingung dengan tingkah bayi yang gelisah seperti itu. Namun, sesungguhnya Ada tidak perlu khawatir karena hal tersebut merupakan kewajaran.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Biasanya menangis karena itu merupakan bahasa dari bayi atau anak yang belum bisa ngomong untuk mengutarakan apa yang diinginkan kepada orang tuanya. Karena hal-hal yang bersifat verbal belum bisa disampaikan," ujar Dr. dr. Jo Edy Siswanto Sp.A (K) kepada Medcom.id.
 
Memang sulit diketahui dengan cepat alasan bayi yang uring-uringan. Untuk memastikannya, Anda bisa memeriksa kondisi bayi atau anak dengan seksama.
 
"Contohnya kita cek apakah si anak lapar, kedua apakah popoknya basah, yang ketiga kecapekan atau juga bisa juga karena ingin digendong," imbuhnya.
 
Kondisi atau cuaca ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin untuk bayi pun bisa berpengaruh pada mood bayi. Terkadang orang dewasa lupa memeriksa kebersihan popok atau popok yang basah.

Baca juga: Merokok dan Pre-Eklampsia Penyebab Ketidaksuburan Wanita

Selain itu, kata Dr. Jo, bisa juga karena bayi merasa bosan dengan kondisi lingkungan di tempat itu. Maka, solusinya, Anda harus membawa anak berjalan-jalan ke luar rumah. Apabila Anda membiarkan bayi di dalam rumah, berisiko bayi menangis tiada henti.
 
Bayi yang lapar pun menunjukkan sikap uring-uringan. Hal ini bisa dilihat pada anak-anak yang memiliki gizi kurang atau kesulitan makan.
 
"Sehingga problemnya anak tidak bisa besar, karena makanannya kurang atau sulit makan. Lalu pengeluaran BAB (buang air besar) nya. Ketiga, pada hal penyerapan," tuturnya.
 
Dr. Jo menjelaskan bahwa bayi yang pola makannya kurang tepat berisiko memiliki gizi yang tidak seimbang atau gizi buruk. Sebaliknya, jika pola makan bayi teratue dan porsi karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan mineralnya seimbang, bayi itu pun jarang uring-uringan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif