(Pakar Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia, Reno Rafly, M.S. Foto: Medcom.id/Kumara)
(Pakar Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia, Reno Rafly, M.S. Foto: Medcom.id/Kumara)

Lima Persiapan untuk Menjawab Tantangan Pekerjaan Masa Depan

Rona lapangan pekerjaan
Kumara Anggita • 17 Februari 2019 13:00
Jakarta: Di era modern ini manusia tidak lagi bersaing hanya dengan sesama manusia dalam merebut sektor lapangan pekerjaan. Namun juga harus beradu cepat dengan teknologi canggih.
 
Sebab menurut studi World Economic Forum (WEF), peranan manusia di bidang pekerjaan lambat-laun akan digantikan oleh teknologi canggih seperti mesin dan robot. Bahkan robot diprediksi bakal menggeser hingga 52 persen pekerjaan manusia pada 2025.
 
“Pada saat era bonus demografi, jangan sampai anak-anak kita tidak bisa bekerja karena skill set-nya tidak mumpuni. Mengingat lajunya technology advancement yang berkembang sangat cepat,” tutur Pakar Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia, Reno Rafly, M.S., kepada Medcom.id baru-baru ini, di Jakarta.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Hal ini tentu bukan ditujukan untuk menjatuhkan semangat generasi muda, apalagi bikin takut para orang tua mereka. Justru, kata Reno, informasi ini menjadi tantangan bagi generasi penerus bangsa untuk mengembangkan diri menjadi sumber daya manusia yang produktif serta kreatif.
 
“Generasi muda harus dibekali daya esensial agar mereka bisa mengeluarkan sekaligus mengembangkan potensi yang dimilikinya. Sebagai suatu kekuatan yang bisa memajukan bangsa,” ujarnya.
 
Untuk itu Reno mengelaborasi lima hal yang dapat dipersiapkan orang tua pada anak-anaknya dalam menjawab tantangan tersebut. Dengan persiapan ini, kata Reno, anak dapat tumbuh menjadi individu yang siap bersaing di masa depan.
 
1. Bekali diri dengan pengetahuan
 
Menurut Reno, langkah pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan orang tua soal tantangan pekerjaan bagi generasi anak mereka. Sebab anak masih perlu bimbingan orang tua dalam menjawab segala tantangan yang ada di hadapannya.
 
“Anda harus menimba ilmu untuk mengetahui apa saja peluang yang dibutuhkan di masa depan melalui sumber-sumber yang terpercaya,” tuturnya.
 
(Baca juga: 25% Pekerjaan Terancam Tergantikan Robot)
 
2. Kenali kemampuan anak
 
Kenali lebih dalam kelebihan dan kepandaian tersembunyi yang dimiliki anak. Dengan mengenal kemampuan mereka, Anda akan lebih mudah mengarahkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan minat bakat yang dimiliki.
 
“Anda harus mempelajari profil mereka. Sehingga Anda bisa membantu mereka untuk bisa mengembangkan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki,” lanjutnya.
 
3. Dorong anak bereksplorasi
 
Sedari dini, biasakan anak Anda mencoba berbagai hal yang menarik perhatiannya. Biarkan mereka mengeksplorasi diri, agar mereka bisa lebih memahami kemampuan serta minat bakat yang dimiliki.
 
“Penting sekali untuk mereka mengeksplorasi diri. Tidak apa-apa kalau berubah-ubah.  Yang penting jangan sampai kita tidak memberikan mereka kesempatan sehingga anak tidak sempat eksplorasi yang menarik minat mereka,” lanjutnya.
 
4. Ajak buah hati berpikir kritis
 
Berikan buah hati Anda kebebasan dalam berpikir dan berekspresi sedari kecil. Sebab, hal ini baik dalam tumbuh kembangnya kelak. Disamping bisa membentuk anak menjadi mandiri, kebebasan berekspresi juga bisa membuat anak kritis dalam memecahkan segala permasalahan ketika dewasa kelak.
 
“Anak harus dibiarkan berpikir kritis, supaya mereka bisa berlatih untuk menjadikan tantangan sebagai opportunity dan pembelajaran untuk maju,” ujarnya.
 
5. Mengontrol penggunaan gadget
 
Di era digital ini, gadget tak bisa dilepaskan dari kehidupan. Oleh sebab fungsi positif gadget yang bisa memudahkan manusia dalam beraktifitas dan menjalani hidup.
 
Meski begitu, jangan lupakan dampak negatif dari penggunaan gadget berlebihan. Anda harus bisa memastikan buah hati menggunakan teknologi itu hanya untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan belajar.
 
“Jangan sampai penggunaan gadget yang berlebihan membuat communication skill anak menjadi terhambat. Sebab kemampuan tersebut menjadi hal yang sangat penting sebagai sarana berkolaborasi dengan kelompok atau pekerjaan mereka di masa depan,” tandasnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif