Lalu bagaimana hukumnya orang tidur saat berpuasa? Berikut penjelasannya.
Hadis
Melansir laman Dalam Islam, tidur merupakan kegiatan yang dapat memberi pahala sepanjang Ramadan. Seperti yang tertuang dalam hadis berikut:“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).
Dihitung sebagai ibadah
Melansir NU Online, tidur dengan niat untuk memperkuat diri agar bisa melaksanakan ibadah-ibadah di bulan Ramadan juga dihitung sebagai ibadah. Seperti keterangan dalam kitab Ittihaf sadat al-Muttaqien:Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, napasnya adalah tasbih, dan diamnya adalah hikmah. Hadits ini menunjukkan bahwa meskipun tidur merupakan inti dari kelupaan, namun setiap hal yang dapat membantu seseorang melaksanakan ibadah maka juga termasuk sebagai ibadah” (Syekh Murtadla az-Zabidi, Ittihaf Sadat al-Muttaqin, juz 5, hal. 574).
Batal menjadi pahala
Fadhilah atau keutamaan tidur dihitung sebagai ibadah tidak berlaku ketika seseorang mengotori puasanya dengan melakukan perbuatan maksiat. Dalam keadaan demikian, tidur pada saat berpuasa sudah tidak lagi bernilai ibadah. Tentang hal tersebut Ibnu Hajar al-Haitami menjelaskan:“Abu al-Aliyah berkata: orang berpuasa tetap dalam ibadah selama tidak menggunjing orang lain, meskipun ia dalam keadaan tidur di ranjangnya. Hafshah pernah mengatakan: betapa nikmatnya ibadah, sedangkan aku tidur diranjang” (Ahmad ibnu Hajar al-Haitami, Ittihaf Ahli al-Islam bi Khushushiyyat as-Shiyam, hal. 65).
Atas dasar itu, agar tidur saat berpuasa dihitung sebagai ibadah ada dua kriteria. Pertama tidak dimaksudkan untuk bermalas-malasan, tapi untuk lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah. Kedua, tidak mencampuri ibadah puasanya dengan melakukan perbuatan maksiat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (UWA)