Dakwah jalanan selama bulan Ramadan usai salat subuh ini pun disambut antusias oleh para warga meski harus disaksikan di tengah keramaian kendaraan yang melintas.
Suasana di simpang empat Jalan Barito yang ada di Kelurahan Bulotadaa, Kota Gorontalo, dan Desa Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, usai salat subuh, Minggu (13/7/2014), tampak bagitu ramai.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Warga rela berdiri dan duduk di jalan raya yang berada di perbatasan Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango, untuk mendengar dakwah dari seorang ustaz yang diundang panitia.
Warga, baik anak-anak, remaja, dan orang tua, walau masih dengan pakaian salat begitu antusias mendengarkan ceramah Ramadan yang dibawakan oleh seorang ustaz.
Meski lalu lintas mobil dan sepeda motor ramai, namun dakwah jalanan yang dikenal dengan Barito berdakwah ini tidak menganggu para warga yang tetap serius mendengarkan ceramah yang dibawakan.
Menurut warga, tradisi dakwah jalanan ini telah ada sejak tahun 1980-an. Awalnya dibuat untuk mengatasi aksi tawuran antar kampung di perbatasan yang kerap terjadi usai salat tarwih maupun salat subuh.
Ketua panitia dakwah jalanan Yusdin Daniya mengatakan, ustaz yang mengisi dakwah jalan ini para penceramah sering berganti-ganti, agar warga tak merasa bosan. Kegiatan ini telah menjadi agenda tahunan selama bulan Ramadhan.
Usai memberikan ceramah, sang penceramah menutup dengan pembacaan doa. Sekaligus warga saling berjabat tangan untuk mempererat silaturahmi antar warga yang ada di tiga kelurahan di Kota Gorontalo dan warga satu desa di Kabupaten Bone Bolango ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (LAL)
