Tampak masing-masing pekerja memegang peranan sendiri. Ada yang memantau aktivitas mesin, ada pula yang bertanggung jawab untuk hasil cetakan hingga penjilidan dan sampul.
Pabrik pencentak Alquran ini disebut Percetakan Menara Kudus, dan sudah dikenal kalangan santri. Selain mencetak alquran, percetakan yang berdiri sejak 1952 juga mencetak lebih dari 500 judul kitab kuning.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Direktur Percetakan Menara Kudus, Fatoni Zaenuri, mengungkap proses cetak alquran cukup panjang. Naskah alquran harus dikoreksi sebelum dicetak. Setelah disetujui, naskah baru bisa dicetak.
Tak selesai di situ, naskah yang sudah dicetak kemudian dicek kembali. Sehingga keaslian naskah alquran tetap terjamin.
"Kadang juga ada yang kelewat. Akhirnya sampai di tangan konsumen ketahuan, biasanya mereka yang hafiz quran, kemudian memberi masukan kepada kami kalau ada yang keliru cetak," kata Fatoni, Senin, 20 Mei 2019.
Fatoni mengaku, saat Ramadan permintaan alquran meningkat sampai 30 persen ketimbang hari biasa. Permintaan datang dari toko, pondok pesantren, sekolah, dan madrasah.
"Permintaan paling banyak dari Jawa Timur. Selain itu juga ada permintaan dari Medan dan Makassar. Kalau permintaan dari luar negeri dari Singpura, Malaysia, dan Brunei Darussalam," jelasnya.
Dia mengungkap, keistimewaan alquran cetakan Menara Kudus yaitu ada setiap ayatnya habis di pojok halaman. Selain itu, alquran Menara Kudus juga sempat dikoreksi oleh tokoh agama asli Kudus, KH Arwani Amin.
"Percetakan Menara Kudus telaah mencetak 600 jenis cetakan. Yaitu 60 item cetakan alquran dan 540 cetakan kitab kuning," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (LDS)