Keanggunan arsitektur masjid yang terinspirasi oleh gaya Ottoman ini menjadi daya tarik bagi masyarakat Erbil, terutama saat Ramadan. Proses pembangunan memakan waktu selama 10 tahun. Hingga sang Jalil Hiyat meninggal, pembangunan masjid sebelum selesai.
Material bangunan yang diimpor dari Turki ini menjadi pembeda di antara masjid-masjid lainnya. Di antara karakteristik yang membedakannya adalah ornamen masjid ini menggunakan ukiran kayu yang mengkilap dengan tampilan wajah masjid berhias keramik.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Masjid berdiri di atas tanah seluas 15 ribu meter persegi, memiliki dua menara dan dua gerbang dengan kubah kecil dihiasi batu warna-warni di gerbang utama. Masjid dengan 12 pintu ini mampu menampung sedikitnya 2500 orang untuk melakukan ibadah.
"Kau tahu? Salat Tarawih adalah sunnah di bulan Ramadan. Secara harfiah itu bermanfaat bagi tubuh dan jiwa. Ramadan ini untuk kita, bulan kesabaran dan perdamaian. Kami berdoa meminta Allah untuk memberikan kita perdamaian," kata salah satu jamaah Jalil Hiyat yang tinggal di Erbil, seperti dikutip worldbulletin.net, Senin (14/7/2014).
Tidak hanya orang-orang di Erbil, warga Irak yang dipaksa pindah ke bagian utara negaranya akibat aturan otoritas otonom Kurdi juga suka datang ke kota ini. Sebagian warga Irak lainnya datang ke Erbil hanya untuk menghindari kekerasan selama Ramadan. Mereka juga berdoa bagi perdamaian tanah mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DOR)
