"Kami menginginkan perdamaian di dunia. Di mana orang memiliki perbedaan, cara-cara damai harus digunakan untuk menyelesaikan perdamaian," ucap mantan Menteri Transportasi Mali, Sadik Mia, yang merupakan seorang muslim taat, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (29/7/2014).
Mia yang juga seorang pebisnis lokal mengatakan Islam adalah agama damai. Mengambil tema 'Islam untuk Perdamaian dan Koeksistensi', ribuan umat muslim berkumpul untuk salat Ied di Stadion Atas Tanah Chichiri di kota Blantyre.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Serangan Israel yang bertubi-tubi kepada Gaza Palestina juga mendominasi doa umat muslim Mali di perayaan Idul Fitri.
"Orang-orang Gaza adalah saudara-saudara kita. Kita harus mengingat mereka dalam doa," katanya.
Mali telah menetapkan Senin sebagai hari libur nasional, sebagai hari perayaan Idul Fitri bagi umat Muslim. Sheikh Abdul Razzak Fattani, Direktur Eksekutif Badan Islamic Relief (IRA), memuji pemerintah atas penetapan hari libur nasional Idul Fitri.
"Libur nasional ini sangat berarti. Umat muslim memiliki cukup waktu untuk berdoa dan mengumpulkan sumbangan. Kami akan berdoa untuk ketenangan, pengembangan serta pemulihan ekonomi di Mali," kata Sheikh.
Sementara itu, selain berdoa bersama, makanan yang senilai dengan US$20 ribu akan disumbangkan untuk para tahanan di seluruh negeri. Paket makanan terdiri dari beras, minyak goreng, kacang-kacangan, garam, gula akan disumbangkan ke Chichiri, Bvumbwe dan penjara Zomba.
Di Mali, banyak orang hidup di bawah garis kemiskinan dan beberapa mereka menggantungkan hidup kurang dari satu dolar per hari. Sebagian besar mereka yang kurang mampu adalah muslim yang berjumlah sekitar 36% dari 14 juta penduduk Mali. (Anadolu Agency).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (AHL)
