Di beberapa negara yang memiliki kesulitan akses mendatangkan material bahan bangunan seperti negara-negara di Afrika, pembuatan masjid hanya mengandalkan bahan tanah liat dan lumpur. Namun jangan salah, arsitektur bangunan masjid yang hanya dibangun menggunakan lumpur tak kalah mengagumkan dengan masjid yang dibangun dengan marmer atau emas sekalipun.
Timbuktu, sebuah kota di Mali, Afrika barat yang menjadi kota warisan budaya dunia UNESCO memiliki masjid-masjid mengagumkan yang dibangun dari lumpur. Salah satu masjid yang terbuat hanya dari lumpur dan tanah liat di Timbuktu adalah masjid Sankore.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Masjid Sankore pertama kali dibangun pada abad 15 M pada akhir kejayaan Mali. Sejarah menyebutkan, masjid Sankore ini merupakan pusat pengajaran dan pengkajian ilmu agama. Bentuknya yang menyerupai Istana pasir menjadikannya terkenal di seluruh dunia.
Masjid Sankore merupakan satu dari tiga masjid pusat pembelajaran kuno di Timbuktu. Dua masjid lainnya antara lain Masjid Sidi Yahya dan masjid Djinguereber yang paling terkenal di Timbuktu.
Di awal pembangunannya, Kekaisaran Mali mendapat kontrol langsung atas kota Timbuktu. Tahun 1324 di masa pemerintahan Kaisar Mansa Musa Kankou masjid Sankore dirancang menjadi masjid agung pertama kemudian disusul dengan pembangunan masjid Djinguereber 3 tahun setelahnya.
Peletakkan batu pertama diawali oleh perintah hakim ketua kota, Al-Qadi Aqib bin Mahmud bin Umar. Awalnya, Sankore hanya digunakan sebagai masjid namun seorang wanita lokal, Madinka dengan kekayaannya mengubah Sankore menjadi lembaga pengajaran kelas dunia dengan profesor yang setara dengan di luar Afrika.
Masjid yang saat ini sudah menjadi pusat pendidikan kelas dunia ini dirancang sedemikian rupa sehingga dimensi bangunan tepat menghadap ke Ka'bah di Mekah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)
