WISATA
'Kebesaran Ilahi' dalam Masjid Indonesia di Bangkok
Elang Riki Yanuar
Sabtu 22 Maret 2025 / 16:51
Jakarta: Di balik gedung-gedung bertingkat kota Bangkok, terdapat sebuah masjid ikonik bernama Masjid Indonesia. Masjid ini didirikan pada tahun 1949 dan dibangun di atas tanah wakaf warga Indonesia yang dulu tinggal di daerah sana.
Masjid Indonesia berada di Polo 5 Alley, Lumphini, Pathum Wan, Bangkok. Jalan menuju masjid ini berada tepat di seberang Taman Lumphini, Bangkok. Dari sana, tinggal jalan sekitar 200 meter menuju Jalan Soi Polo 5.
Gang menuju masjid bisa dilalui satu mobil. Dari muka jalan, sudah terlihat masjid berwarna hijau dan kubahnya. Tinggal masih harus berjalan sekitar 100 meter.

Banyak sepeda motor milik warga setempat berjajar di pinggir gang. Ada juga beberapa motor milik jamaah yang hendak salat di Masjid Indonesia.
Di sepanjang terdapat sejumlah warung yang menjual makanan ringan, telur hingga sayuran. Ada warung dekat masjid yang memajang logo 'halal' di warungnya. Namun, karena saat itu masih jauh dari waktu berbuka puasa, dia belum menyajikan apa-apa.
Tak jauh dari masjid juga terlihat rumah yang penghuninya orang-orang Muslim setempat. Hal itu bisa terlihat dari pakaian yang mereka kenakan seperti hijab dan gamis.
Masjid Indonesia terdiri dari tiga lantai di mana dua lantai teratas biasa digunakan untuk salat. Mimbar utama ada di lantai tiga.

Di lantai satu, perhatian Medcom tertuju pada poster berbingkai yang letaknya di samping pintu masuk. Poster dalam bahasa Thailand itu memperlihatkan sejumlah foto kondisi Masjid Raya Baiturrahman yang berada di Aceh. Ketika Aceh dilanda tsunami pada tahun 2004, Masjid Raya Baiturrahman yang tak jauh dari laut justru masih berdiri tegak.
Poster pengingat itu tertulis dalam bahasa Indonesia yakni, "Kebesaran Ilahi". "Kekuatan masjid di Aceh masih tegak seperti gunung. Ketika bencana tsunami menerjang dengan kekuatan luar biasa pada 26 Desember 2004" bunyi tulisan di bingkai itu.

Medcom sempat berbincang dengan pengkhotbah yang kala itu memberikan ceramah. Namanya Faozan. Setelah tahu di depannya orang dari luar negeri, Faozan langsung menyapa dengan bahasa Inggris.
"Indonesia sudah mulai puasa dari hari Sabtu (1 Maret) ya? Kalau kami di Thailand baru hari Senin. Ya tidak masalah. Anggap saja kalian (orang Indonesia) beruntung lebih dulu merasakan Ramadan," kata Faozan.

Dia lalu memperkenalkan sejumlah staf dan orang-orang yang masih tersisa di masjid. Ada warga setempat, ada juga pegawai di Kedutaan Besar Malaysia. Posisi Masjid Indonesia memang lebih dekat dengan Kedutaan Malaysia sehingga banyak warga Negeri Jiran memilih salat di Masjid Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
Masjid Indonesia berada di Polo 5 Alley, Lumphini, Pathum Wan, Bangkok. Jalan menuju masjid ini berada tepat di seberang Taman Lumphini, Bangkok. Dari sana, tinggal jalan sekitar 200 meter menuju Jalan Soi Polo 5.
Gang menuju masjid bisa dilalui satu mobil. Dari muka jalan, sudah terlihat masjid berwarna hijau dan kubahnya. Tinggal masih harus berjalan sekitar 100 meter.
baca juga: 7 Destinasi Wisata Bangkok |

Banyak sepeda motor milik warga setempat berjajar di pinggir gang. Ada juga beberapa motor milik jamaah yang hendak salat di Masjid Indonesia.
Di sepanjang terdapat sejumlah warung yang menjual makanan ringan, telur hingga sayuran. Ada warung dekat masjid yang memajang logo 'halal' di warungnya. Namun, karena saat itu masih jauh dari waktu berbuka puasa, dia belum menyajikan apa-apa.
Tak jauh dari masjid juga terlihat rumah yang penghuninya orang-orang Muslim setempat. Hal itu bisa terlihat dari pakaian yang mereka kenakan seperti hijab dan gamis.
Masjid Indonesia terdiri dari tiga lantai di mana dua lantai teratas biasa digunakan untuk salat. Mimbar utama ada di lantai tiga.

Di lantai satu, perhatian Medcom tertuju pada poster berbingkai yang letaknya di samping pintu masuk. Poster dalam bahasa Thailand itu memperlihatkan sejumlah foto kondisi Masjid Raya Baiturrahman yang berada di Aceh. Ketika Aceh dilanda tsunami pada tahun 2004, Masjid Raya Baiturrahman yang tak jauh dari laut justru masih berdiri tegak.
Poster pengingat itu tertulis dalam bahasa Indonesia yakni, "Kebesaran Ilahi". "Kekuatan masjid di Aceh masih tegak seperti gunung. Ketika bencana tsunami menerjang dengan kekuatan luar biasa pada 26 Desember 2004" bunyi tulisan di bingkai itu.

Medcom sempat berbincang dengan pengkhotbah yang kala itu memberikan ceramah. Namanya Faozan. Setelah tahu di depannya orang dari luar negeri, Faozan langsung menyapa dengan bahasa Inggris.
"Indonesia sudah mulai puasa dari hari Sabtu (1 Maret) ya? Kalau kami di Thailand baru hari Senin. Ya tidak masalah. Anggap saja kalian (orang Indonesia) beruntung lebih dulu merasakan Ramadan," kata Faozan.

Dia lalu memperkenalkan sejumlah staf dan orang-orang yang masih tersisa di masjid. Ada warga setempat, ada juga pegawai di Kedutaan Besar Malaysia. Posisi Masjid Indonesia memang lebih dekat dengan Kedutaan Malaysia sehingga banyak warga Negeri Jiran memilih salat di Masjid Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)