Salah seorang mahasiswa di Kota Kashgar yang enggan menyebutkan namanya menjelaskan bahwa pemerintah Tiogkok telah meningkatkan pembatasan ketaatan agama mereka selama bulan Ramadan, termasuk melarang salat dan puasa.
"Ketika mereka melihat kita sedang berpuasa, mereka memaksa kita untuk berbuka. Kalau menolak mereka mengancam akan mengusir kami dan tidak akan memberi kami gelar diploma," katanya seperti dikutip worldbulletin.net, Kamis (10/7/2014).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mahasiswa ini juga mengatakan, setiap waktu sahur dan Subuh kamar asrama selalu dilakukan inspeksi untuk memeriksa siapa yang bersahur. Yang tertangkap basah tengah sahur akan dimasukan ke daftar hitam.
Di siang hari, staf sekolah juga membagikan makanan dan air kepada mahasiswa. Staf itu memaksa para mahasiswa untuk mengonsumsinya di depan para staf.
Meski berisiko tinggi, beberapa mahasiswa Uighur memilih tetap berpuasa. Tak hanya mahasiswa, restoran-restoran yang tutup di siang hari dan kembali buka sesaat menjelang berbuka puasa akan dikenai denda jika tidak membuka kedainya di siang hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DOR)
