Secara etimologi, I’tikaf berasal dari bahasa Arab yakni ‘akafa yang bermakna al-hasbu atau memenjarakan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) iktikaf berarti diam beberapa waktu di dalam masjid sambil menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
I’tikaf bisa didefinisikan sebagai ibadah penyerahan diri kepada Allah dengan cara memenjarakan diri di dalam masjid (berdiam diri) dan menyibukkan diri dengan berbagai bentuk ibadah yang layak dilakukan di dalamnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Orang yang sedang beri'tikaf disebut mu'takif. Mereka melakukan ibadah ini dengan tujuan mencari keridaan Allah, bermuhasabah atas perbuatan-perbuatan yang sudah dilakukan, dan meraih malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul Qadar.
Baca juga:Muslim Wajib Tahu! Ini Waktu Berdoa Paling Mustajab di Bulan Ramadan |
Keutamaan I’tikaf
I’tikaf memiliki keutamaan yang besar. Pasalnya ketika beri’tikaf, seorang muslim juga akan melakukan banyak amalan lain seperti berzikir, salat malam, bermuhasabah, mengingat hari akhir, membaca Al-Qur’an, mendengar ilmu-ilmu agama, dan lainnya.Selain itu, i’tikaf merupakan amalan yang dikerjakan sebagai bagian dari upaya umat Islam untuk meraih keutamaan Lailatul Qadar. Seperti diketahui, Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa di bulan Ramadan. Bahkan dalam Al-Qur’an surat l-Qadr ayat 1-5, Lailatul Qadar disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Baca juga:Niat dan Tata Cara Salat Hajat di Bulan Ramadan Lengkap dengan Doanya |
Waktu I’tikaf di Bulan Ramadan
I’tikaf sebenarnya boleh dilakukan kapan saja. Namun, i'tikaf pada pada 10 malam terakhir di bulan suci Ramadan memiliki lebih banyak keutamaan. Hal ini berdasarkan sebuah hadis. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Siapa yang ingin beri'tikaf bersamaku, maka beri'tikaflah pada sepuluh malam terakhir," (HR Ibnu Hibban).
Rukun I’tikaf
Melansir laman NU Online, dijelaskan terdapat empat rukun i’tikaf. Berikut ini keempat rukun i’tikaf:- Niat
- Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah shalat
- Masjid
- Orang yang beri’tikaf.
- Syarat orang yang beri’tikaf adalah beragama Islam, berakal sehat, dan bebas dari hadas besar. Artinya, tidak sah i’tikaf dilakukan oleh orang yang tidak memenuhi syarat tersebut.
- Niat I'tikaf
Baca juga:7 Adab Berbuka Puasa Sesuai Sunnah Rasulullah, Yuk Terapkan! |
Niat I’tikaf
Seperti disebutkan sebelumnya, membaca niat adalah rukun i’tikaf. Adapaun niat yang perlu dibacakan ketika seorang muslim hendak melakukan i’tikaf adalah sebagai berikut:
Nawaitul i’tikafa fi hadzal masjidi lillahi ta‘ala.
Artinya: “Saya berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah SWT.”
Hal-Hal yang Membatalkan I’tikaf
Terdapat sejumlah hal yang bisa membatalkan i’tikaf, yaitu:- Berhubungan suami-istri
- Mengeluarkan sperma
- Mabuk yang disengaja
- Murtad
- Haidh, selama waktu i'tikaf cukup dalam masa suci biasanya
- Nifas
- Keluar tanpa alasan
- Keluar untuk memenuhi kewajiban yang bisa ditunda
- Keluar disertai alasan hingga beberapa kali, padahal keluarnya karena keinginan sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SUR)