Saat hendak berbuka puasa, alangkah lebih baik jika Sobat Medcom menerapkan salah satu amalan yang perlu diperhatikan yakni adab berbuka puasa yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW.
Dilansir dari NU Online, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan saat berbuka puasa, berikut Medcom.id telah merangkum informasinya.
1.Menyegerakan untuk berbuka puasa jika sudah masuk waktu maghrib
Terkadang, walaupun sudah waktunya berbuka, ada orang yang suka menundanya. Entah itu, karena pekerjaan atau hal lain. Hal ini tidak dianjurkan.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, orang yang berpuasa dianjurkan untuk segera membatalkan puasa saat waktu berbuka.
Rasulullah SAW juga selalu mendahulukan berbuka puasa sebelum mendirikan sholat maghrib. Disebutkan Anas RA, "Nabi Muhammad tidak mendirikan sholat maghrib sebelum beliau berbuka walau hanya dengan seteguk air." (HR Tirmidzi).
Baca juga: Sahur yang Baik Dianjurkan di Akhir Waktu, Begini Penjelasannya |
2. Membaca bismillah
Menyebut nama Allah SWT dengan bismillah sebelum makan adalah sunnah yang senantiasa Rasulullah SAW lakukan. Hal ini sebagai ungkapan rasa syukur dan pengingat bahwa segala tindakan harus dimulai dengan menyebut nama Allah SWT.Dengan membaca bismillah, seseorang mengundang berkah dan perlindungan dari Allah dalam setiap apa yang dilakukannya.Selain itu, bismillah juga merupakan tanda ketaatan kepada perintah Allah dan pengingat akan kehadiran-Nya dalam segala hal.
3. Membaca doa berbuka puasa
Sebelum menyantap hidangan berbuka, Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk membaca doa saat berbuka puasa. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sabdanya bahwa doanya orang berpuasa hingga waktu berbukanya adalah doa yang mustajab.Dalam riwayat shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW membaca doa ini ketika berbuka puasa:

Dzahaba azh-zhama`u wa ibtallatil-'urûqu wa tsabatal-ajru in syâ`allâhu ta'âlâ
Artinya: "Dahaga telah pergi, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, insya Allah." (HR Abu Dawud & Baihaqi).
Adapun, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW membaca doa berbuka puasa dengan lafaz berikut:

Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.
Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang".
4. Berbuka dengan kurma atau air putih
Adab berbuka puasa yang disunnahkan Rasulullah SAW selanjutnya adalah berbuka dengan kurma atau air putih, kemudian melanjutkan dengan makanan yang ringan sebelum menunaikan salat Maghrib.Mengikuti sunnah Rasulullah dalam memilih hidangan berbuka puasa akan mendatangkan keberkahan dalam ibadah puasa.Oleh sebab itu, para umat Islam diharapkan bisa mengikuti adab berbuka puasa sesuai sunnah tersebut agar mendapatkan keutamaan-keutamaannya.
5. Menunaikan salat Maghrib
Setelah membatalkan puasa, seorang Muslim harus segera menunaikan salat Maghrib. Seperti halnya Rasulullah SAW melanjutkan untuk menunaikan sholat Maghrib terlebih dahulu supaya tidak tertunda. Namun, apabila makanan utama telah tersedia sebelum sholat, melalui riwayat dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk:"Jika makanan malam telah disediakan, makanlah makanan itu sebelum kamu melaksanakan sholat Maghrib dan janganlah tergesa-gesa dalam menyantapnya." (HR Bukhari, Muslim & Ahmad).
Baca juga:Salat Tarawih: Keutamaan, Waktu, Lafal Niat Hingga Tata Caranya |
6. Makan dan minum secukupnya
Meskipun berbuka puasa adalah momen yang dinanti-nantikan setelah seharian menahan lapar dan haus, seorang Muslim harus menjauhi perilaku berlebihan saat berbuka.Rasulullah SAW menyarankan agar umat Islam tidak makan atau minum berlebihan saat berbuka puasa, karena hal itu dapat merugikan.Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya termasuk berlebih-lebihan jika kamu memakan segala yang kamu inginkan." (HR Ibnu Majah).
7. Membaca doa setelah makan dan minum
Setelah selesai makan dan minum, dianjurkan untuk membaca doa berikut:
Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fiihi, ghaira makfiyyin, wa la muwadda'i, wa la mustaghnan, 'anhu rabbana.
Artinya: "Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan berkah, yang pujian itu tidak bisa mencukupi, tidak ditolak, pun tidak pula dicukupkan sepadan pada pemberian-Mu, duhai Tuhan kami."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SUR)