Seorang peserta penelitian menggunakan BCI untuk mendekode ucapan batin. Foto: Live Science/Tim Emory BrainGate
Seorang peserta penelitian menggunakan BCI untuk mendekode ucapan batin. Foto: Live Science/Tim Emory BrainGate

Peneliti Bikin Implan Otak yang Bisa Membaca 'Suara Batin' Seseorang

Renatha Swasty • 21 Agustus 2025 14:34
Jakarta: Inovasi teknologi implan otak terus berkembang. Tim peneliti dari Universitas Stanford berhasil menciptakan implan yang mampu menerjemahkan ucapan dalam pikiran menjadi kata-kata.
 
Perangkat ini menggabungkan neuroteknologi canggih dengan algoritma pembelajaran mesin. Ini menjadi langkah awal menuju komunikasi pikiran yang dulu hanya ada di film fiksi ilmiah.
 
Teknologi ini menjanjikan revolusi besar dalam komunikasi, terapi gangguan saraf, hingga interaksi manusia dengan mesin. Simak bagaimana cara kerja implan otak ini dan dampak yang dihasilkan dikutip dari laman Live Science:

Teknologi ini dikenal dengan istilah antarmuka otak-komputer atau brain-computer interface (BCI). Fungsinya adalah menangkap dan menguraikan ucapan dalam pikiran seseorang. Inovasi ini diharapkan membantu orang yang kehilangan kemampuan bicara agar dapat berkomunikasi kembali dengan lebih mudah.
 
Berbeda dengan beberapa sistem sebelumnya, BCI tidak mengharuskan pengguna mengucapkan kata-kata secara langsung dengan gerakan bibir. Mereka hanya perlu memikirkan apa yang ingin dikatakan.
 
“Ini pertama kalinya kami berhasil memahami seperti apa aktivitas otak saat seseorang hendak berbicara, tetapi belum mengucapkannya,” kata Erin Kunz, insinyur listrik dari Universitas Stanford sekaligus penulis studi ini. “Bagi orang dengan gangguan parah pada kemampuan bicara dan gerak, BCI yang bisa membaca ucapan dalam pikiran akan sangat membantu mereka berkomunikasi lebih mudah dan alami.”
 
BCI memungkinkan orang lumpuh menggunakan pikirannya untuk mengendalikan perangkat bantu, seperti tangan prostetik atau untuk berkomunikasi. Beberapa sistem menggunakan elektroda yang ditanam di otak, sedangkan lainnya memakai MRI untuk memantau aktivitas otak dan menghubungkannya dengan pikiran atau tindakan.
 
Namun, banyak BCI yang ada saat ini masih mengharuskan pengguna mencoba mengucapkan kata agar sistem bisa menebak maksudnya. Proses ini melelahkan, apalagi bagi mereka yang kemampuan ototnya sangat terbatas. Peneliti kemudian mencari tahu, apakah mungkin teknologi ini dapat bekerja dengan hanya membaca ucapan batin saja.
 
Baca juga: Studi: Nonton Reels Berlebihan Setara dengan Bahaya Konsumsi Alkohol pada Otak  

Dalam studi baru yang terbit 14 Agustus di jurnal Cell, Kunz dan timnya bekerja sama dengan empat orang yang lumpuh akibat stroke atau ALS (penyakit saraf yang menyerang sel-sel pengendali otot). Para peserta ini sebelumnya sudah ditanamkan elektroda di otaknya sebagai bagian dari uji klinis pengendalian perangkat dengan pikiran. Tim peneliti melatih model kecerdasan buatan (AI) untuk membaca ucapan batin dan ucapan yang dicoba untuk diucapkan, berdasarkan sinyal listrik dari elektroda di otak.
 
Hasilnya, model ini bisa menebak kalimat yang 'diucapkan' dalam pikiran dengan akurasi hingga 74 persen. Mereka juga bisa mengenali ucapan batin alami saat peserta mengerjakan tugas, misalnya mengingat urutan panah yang mengarah ke berbagai arah.
 
Ucapan batin dan ucapan yang dicoba untuk diucapkan menunjukkan pola aktivitas otak yang mirip di bagian motorik otak (pengendali gerakan), tapi aktivitas otak saat ucapan batin lebih lemah.
 
Salah satu dilema etis BCI adalah kemungkinan teknologi ini membaca pikiran pribadi, bukan hanya yang ingin diucapkan. Perbedaan sinyal otak antara ucapan batin dan ucapan yang ingin diucapkan memberi harapan BCI di masa depan bisa dilatih agar mengabaikan ucapan batin sepenuhnya, kata Frank Willett, asisten profesor bedah saraf di Stanford.
 
Sebagai langkah pengaman, tim ini membuat BCI yang dilengkapi sandi (password). Peserta bisa berkomunikasi lewat ucapan yang dicoba untuk diucapkan kapan saja, tapi sistem hanya mulai membaca ucapan batin setelah mereka memikirkan atau “menyuarakan” kata sandi “chitty chitty bang bang” di dalam otak mereka.
 
BCI belum bisa mendekode (membaca) kalimat lengkap ketika seseorang tidak secara eksplisit berpikir dalam kata-kata. Peneliti yakin teknologi lebih canggih mungkin akan mampu melakukannya di masa depan.
 
“Masa depan BCI sangat menjanjikan,” kata Willett. “Temuan ini memberi harapan nyata bahwa suatu hari nanti BCI bisa mengembalikan kemampuan berbicara dengan cara yang lancar, alami, dan senyaman percakapan biasa.” (Alfi Loya Zirga
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan