Ilustrasi otak. DOK
Ilustrasi otak. DOK

Hati-Hati! Kebiasaan Mengorek Hidung Bisa Tingkatkan Risiko Alzheimer

Renatha Swasty • 12 Agustus 2025 14:38
Jakarta: Penelitian yang dipublikasikan pada 2022 mengungkap kebiasaan mengorek hidung atau mengupil memiliki keterkaitan dengan kesehatan otak yang dapat berdampak pada gejala penyakit Alzheimer. Meskipun kaitannya lemah, tetapi penemuannya masuk akal dan menjadi rujukan penting untuk diteliti lebih lanjut.
 
Alzheimer adalah penyakit otak yang membuat orang mudah lupa dan sulit berpikir. Para ahli tidak berhenti memahami lebih dalam tentang penyakit ini yang penyebabnya masih menjadi misteri.
 
Dikutip dari laman Science Alert, sebuah penelitian mengatakan kebiasaan mengorek hidung dapat menyebabkan luka pada jaringan bagian dalam hidung, bakteri berbahaya bisa lebih mudah masuk ke otak dan bisa saja menyebabkan Alzheimer. Saat bakteri berbahaya dapat lebih mudah masuk ke otak melalui luka, otak kemudian bereaksi terhadap keberadaan bakteri tersebut dengan cara yang mirip gejala penyakit Alzheimer.

Penelitian ini masih dilakukan pada tikus, bukan manusia. Namun, temuan ini cukup penting untuk diteliti lebih lanjut karena bisa membantu kita memahami bagaimana penyakit Alzheimer dimulai.
 
Tim peneliti yang dipimpin ilmuwan dari Griffith University, Australia, melakukan percobaan dengan bakteri Chlamydia pneumoniae, yang bisa menginfeksi manusia dan menyebabkan pneumonia. Bakteri ini juga ditemukan pada sebagian besar otak manusia yang mengalami demensia tipe late-onset (yang muncul di usia lanjut).
 
Pada tikus, terbukti bakteri ini bisa bergerak melalui saraf penciuman (yang menghubungkan rongga hidung dengan otak). Lebih parah lagi, jika ada kerusakan pada epitel hidung (lapisan tipis jaringan di bagian atas rongga hidung), infeksi saraf menjadi lebih buruk.
 
Akibatnya, otak tikus menghasilkan lebih banyak protein amyloid-beta, yaitu protein yang dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi. Gumpalan protein ini juga ditemukan dalam jumlah besar pada otak penderita Alzheimer.
 
“Kami adalah yang pertama menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae bisa langsung masuk melalui hidung ke otak dan memicu proses yang mirip penyakit Alzheimer,” kata James St John, ahli saraf dari Griffith University, saat penelitian ini dipublikasikan pada Oktober 2022.
 
Baca juga: Dari Eksplorasi Sistem Otak Laba-Laba Ditemukan Solusi Baru Atasi Alzheimer 

Bakteri ini dapat menginfeksi sistem saraf pusat tikus dengan waktu cepat, hanya butuh 24 hingga 72 jam. Para peneliti cukup terkejut dengan penemuan ini, “Kami melihat ini terjadi pada tikus, dan hasilnya cukup mengkhawatirkan jika terjadi pada manusia.” Diperkirakan bakteri dan virus memang menganggap hidung sebagai jalur cepat menuju otak.
 
Meski belum pasti efeknya sama pada manusia dan belum bisa dipastikan apakah plak amyloid-beta benar-benar menjadi penyebab Alzheimer, temuan ini tetap penting diteliti lebih lanjut.
 
St. John mengatakan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada manusia dan memastikan apakah jalur penularannya sama. “Kita tahu bakteri ini ada pada manusia, tapi belum tahu persis bagaimana mereka sampai ke otak.”
 
Mengorek hidung bukanlah kebiasaan langka. Bahkan, diperkirakan 9 dari 10 orang melakukannya. Walaupun manfaatnya belum jelas, studi seperti ini membuat kita berpikir dua kali sebelum melakukannya.
 
Penelitian lanjutan pada manusia sudah direncanakan. Sementara itu, St John dan timnya menyarankan tidak mengorek hidung atau mencabut bulu hidung, karena dapat merusak jaringan pelindung di hidung.
 
Salah satu persoalan yang ingin ditelusuri oleh tim peneliti adalah apakah penumpukan amyloid-beta merupakan respons imun alami yang sehat dan bisa hilang setelah infeksi sembuh.
 
Penyakit Alzheimer sendiri sangatlah rumit, terlihat dari banyaknya penelitian dengan berbagai pendekatan yang dilakukan ilmuwan untuk memahaminya. Meskipun begitu, setiap studi membawa kita selangkah lebih dekat menuju cara mencegahnya. 
 
Resiko meningkatnya Alzheimer seringkali dikaitkan karena faktor usia. Namun melalui penelitian, para ahli dapat menemukan faktor penyebab lain, terutama melalui paparan lingkungan yang juga berperan penting dalam penyebaran bakteri dan virusnya yang berbahaya. (Alfi Loya Zirga
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan