"Kami membutuhkan pembangunan rumah yang hancur akibat dampak banjir bandang melanda daerah itu, Kamis sore (27 November 2025)," kata salah seorang pengungsi, Nofendri, dikutip dari laman Antara, Jumat, 5 Desember 2025.
Dia juga mengeluhkan lahan pertanian dan kelapa sawit milik warga habis tersapu banjir bandang. Lahan pertanian tidak bisa difungsikan, padahal ekonomi masyarakat hanya dari pertanian dan perkebunan tersebut.
Warga juga meminta agar pendidikan anak-anak korban banjir dan longsor diperhatikan. Mereka berharap ada beasiswa atau digratiskan biaya pendidikannya sampai ekonomi masyarakat normal.
"Ketiga poin itu yang kami minta dan sangat penting, kalau tidak punya rumah di mana tinggal, kalau lahan pertanian tak ada, bagaimana berusaha dan biaya untuk pendidikan anak," kata Nofendri.
Gibran memastikan perbaikan akses komunikasi, puskesmas, sekolah, jembatan dan jalan bakal dipercepat. Hal itu agar bantuan logistik dan bahan bakar minyak akan lancar kembali.
"Saya diperintahkan oleh Presiden (Prabowo Subianto) untuk melakukan percepatan pemulihan daerah dalam mendistribusikan logistik bantuan melewati jalur darat, laut dan udara," kata dia.
Gibran menginstruksikan kepada pemerintah daerah, BNPB, Polri, TNI dan lainnya untuk memperhatikan korban yang mengungsi di tenda-tena pengungsian. Pengungsi mesti mendapat makan tiga kali sehari dan air bersih.
"Bapak dan Ibu tidak sendiri, pemerintah hadir untuk masyarakatnya," kata Gibran.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, mengatakan masyarakat di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Agam merupakan paling banyak korbannya. "Agam paling banyak korban dan termasuk lahan pertanian, perumahan, fasilitas umum dan sekolah," kata dia.
Mahyeldi menyambut baik kerusakan rumah, jalan, jembatan dan lainnya akan dibangunkan kembali. Pihaknya terus memastikan kebutuhan makanan, pakaian, air minum dan kebutuhan lainnya kepada warga terdampak.
Sementara itu, PLN dan operator telekomunikasi, Telkomsel dan lainnya sudah mulai memulihkan jaringan listrik dan komunikasi. "Kita fokus untuk pencarian korban yang hilang melibatkan Basarnas, TNI, Polri, PMI dan relawan lainnya," kata dia.
Kabupaten Agam merupakan lokasi pertama yang dituju Gibran dalam rangkaian kunjungan kerjanya meninjau tiga provinsi terdampak bencana Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Setelah mendarat di Bandara Minangkabau, Sumatera Barat, Gibran langsung menaiki helikopter menuju Kabupaten Agam untuk mendistribusikan bantuan logistik kepada korban di posko pengungsian.
Setelah mendarat dari helikopter, Gibran melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan motor trail untuk menuju posko pengungsian yang didirikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sambil membawa buku catatan di lengan kirinya, Gibran menatap barisan rumah-rumah penduduk yang tersapu banjir bandang di kanan-kirinya.
Gibran berupaya menenangkan para korban bencana. Saat tiba di posko pengungsian, Gibran menghampiri korban yang tengah berkumpul dan menyampaikan duka cita terdalam serta menenangkan warga Sumatra tidak sendiri menghadapi bencana ini.
"Dari Bapak Presiden Prabowo, ini saya haturkan duka cita yang mendalam kepada seluruh korban. Saya mohon maaf sebelumnya. Bapak-Ibu tidak sendiri, warga Sumatra tidak sendiri," kata Gibran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
