"Percepat penyediaan sekolah darurat. Implementasinya harus dipercepat, karena keberadaan sekolah darurat di titik-titik bencana dan di tenda-tenda pengungsian masih sangat minim sekali," kata Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, dalam siara pers, Kamis, 4 Desember 2025.
Ubaid memberikan catatan agar sekolah darurat memilki standar kelayakan dan keamanan serta dipastikan kelengkapan fasilitasnya. "Dilengkapi fasilitas pendukung seperti listrik, air bersih, MCK terpisah, P3K di semua titik pengungsian atau lokasi yang aman," ujar dia.
Dia menegaskan meski dalam kondisi bencana, pendidikan tetap mesti menjadi hak dasar yang tak boleh berhenti. "Kelumpuhan sektor pendidikan saat ini adalah darurat yang membutuhkan respons luar biasa. Kami mendesak Presiden (Prabowo Subianto) dan jajaran menteri terkait untuk mengambil keputusan politik yang berani untuk menyelamatkan masa depan anak-anak di Sumut, Sumbar, dan Aceh," kata Ubaid.
Pemerintah juga perlu menghitung ulang total kebutuhan dana rehabilitasi dan rekonstruksi sektor pendidikan secara komprehensif serta mengalokasikan dana khusus yang memadai. "Penyediaan dana adekuat dan terukur. Mekanisme pencairan harus dipermudah dan dipercepat, dengan pengawasan yang ketat untuk mencegah penyelewengan," ujar dia.
Merujuk data Kemendikdasmen per Minggu, 30 November 2025, satuan pendidikan terdampak bencana di Provinsi Aceh berjumlah 310, Provinsi Sumut berjumlah 385, dan Provinsi Sumbar berjumlah 314 dengan total keseluruhan adalah 1.009. Rinciannya, Provinsi Aceh yaitu 57 PAUD, 91 SD, 55 SMP, 65 SMA, 34 SMK, 1 PKBM/SKB, dan 7 SLB. Lalu, Provinsi Sumut yaitu 76 PAUD, 199 SD, 92 SMP, 11 SMA, 6 SMK, dan 1 SLB. Sementara itu, Provinsi Sumbar yaitu 51 PAUD, 63 SD, 71 SMP, 20 SMA, 1 SMK, dan 8 SLB.
Kemendikdasmen telah memberikan bantuan dalam situasi darurat pemulihan. Pertama, tenda ruang kelas darurat yang terdiri atas 126 unit Tenda Ruang Kelas Darurat. Kedua, Paket Perlengkapan Belajar Siswa (School Kit) yang meliputi 10.200 paket school kit.
Ketiga adalah uang/pendanaan berupa Bantuan Peningkatan Mutu Pembelajaran senilai @ Rp25 juta/voucher, bantuan keuangan, dan Bantuan Operasional SPAB 20 Paket. Keempat adalah dukungan psikososial yaitu 2 paket bantuan senilai @ Rp50jt/paket untuk mendukung layanan dukungan psikososial bagi warga sekolah di daerah terdampak.
Kelima adalah buku teks dan nonteks dengan rincian 20.000 eksemplar buku teks, 15.000 eksemplar buku non teks, dan 50.000 eksemplar buku teks dan non teks akan dilakukan pengadaan. Keenam adalah program revitalisasi tahun 2026 yang diprioritaskan untuk daerah terdampak bencana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News