Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc. Foto: Humas Diksi
Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc. Foto: Humas Diksi

Wawancara Khusus Dirjen Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati

Pulih dan Bangkit, Optimistis 'Make Vocational Education Great!'

Citra Larasati, Ilham Pratama Putra • 17 Agustus 2022 13:22

T: Angka terbaru keterserapan SMK di dunia kerja?
 
J: Persentase lulusan pendidikan vokasi yang bekerja 2019 dari perguruan tinggi vokasi itu terserapnya 58 persen, tahun 2020 naik 60 persen.
 
Sementara dari SMK justru turun, tahun 2019 itu 46,6 persen terserap tapi 2020 turun jadi 42 persen. Kemudian begitu juga dari kursus pelatihan 2019 itu 41,2 persen  turun di 2020 jadi 36,2 persen. Dan ini pada saat yang sama ekonomi melambat. Tapi bedanya di PTV (perguruan tinggi vokasi) itu ada kenaikan di sana.

Pada 2021 meningkat kembali untuk lulusan kita sekarang sudah naik lagi menjadi 45 persen lulusan SMK melanjutkan studi lebih banyak sekitar 3 persen. Banyak lulusan SMK ini melanjutkan studi, karena boleh jadi mereka memilih saat pandemi untuk lanjut ke PTV.  Jadi kalau kita lihat dari sisi pengangguran, benar kita lihat angkanya seperti itu, dan ini terjadi karena berbagai faktor.
 
T: Apa saja penyebab rendahnya angka keterserapan lulusan vokasi?
 
J: Iya, jadi dinamika yang terjadi di industri begitu cepat ya sementara kemampuan sekolah untuk menyesuaikan kurikulum, sistem pembelajaran tidak sedinamis di industri.  Itu juga jadi refleksi bagi kami, harus membuat sistem di persekolahan yang responsif dengan dinamika yang terjadi. Kalau dilihat Kementerian membikin Merdeka Belajar, Kampus Merdeka dan seterusnya itu tujuannya membuat kita lebih adaptif dengan itu.
 
Kemudian faktor lain yang terjadi berkaitan dengan kompetensi lulusan. Selain itu yang terjadi situasi ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja juga mempengaruhi keterserapan.  Oleh sebab itu pak Presiden memberikan amanat, jangan berpikir hanya untuk bekerja tapi juga bekali menjadi wirausaha. Itu juga menjadi perhatian kami untuk mempersiapkan lulusan menjadi wirausaha.
 
T: Mas Nadiem sedang mengajak industri untuk ikut memasak kurikulum di SMK dan PTV. Sudah sejauh mana perkembangannya?
 
J: Saya juga bersyukur tadi siang kami melakukan kerja sama dengan banyak industri dan jumlah industri yang terlibat dalam pendidikan vokasi akhirnya juga semakin banyak.  Keterlibatan mereka dalam penyusunan kurikulum, berbagai macam tahap dan bentuknya.
 
Ada SMK dan PTV kurikuulumnya benar-benar industri ikut secara penuh. Ada industri yang memberikan gambaran dan kriteria saja, kami butuh lulusan yang seperti ini, ini, ini terserah Bapak Ibu ngajarnya akan seperti apa, yang penting lulusannya seperti ini.
 
Namun ada juga industri yang bahkan menyediakan diri untuk ikut mengajar, kami menyebutnya praktisi mengajar. Yaudah kalau kita butuh kompetensi ini dan ternyata guru belum siap atau belum menguasai kami bantu ikut mengajar.
 
Ada industri yang juga membantu kita untuk menyiapkan tempat praktik juga tempat magang. Bahkan untuk vokasi tidak sedikit yang ikut membangun teaching factory di kampus dan sekolah, mereka ikut menanamkan investasi teaching factory dan siswa kita belajar di situ seolah-olah dia belajar di pabrik itu. 
 
Jadi macam-macam tingkatan keterlibatan industri dan ini membuat kita optimis, ternyata pintu yang dibukakan Kementerian agar industri lebih banyak terlibat itu disambut baik oleh industri untuk ikut masuk ke pendidikan.
 
Halaman Selanjutnya
T: Di saat yang bersamaan…




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan