Ilustrasi UGM. DOK UGM
Ilustrasi UGM. DOK UGM

UGM STP Akselerasi Inovasi Melalui PRIME SteP Project

Renatha Swasty • 08 Juli 2022 15:49
Jakarta: UGM Science Techno Park (UGM STP) bersiap mengakselerasi inovasi berbasis kampus melalui optimasi fungsi intermediasi dan promosi kegiatan riset industri yang melibatkan lintas dan multi disiplin. UGM STP berbenah diri untuk melaju dengan dukungan proyek PRIME SteP (Promoting Research and Innovation through Modern and Efficient Science and Techno Park) sebagai implementasi Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024.  
 
Satu agenda strategis yang dicanangkan adalah membuka ruang kolaborasi inovasi dengan mitra industri potensial mengoptimasi kapasitas Center of Excellence (CoE) di bidang Kesehatan dan Farmasi; Agro, Energi Baru dan Terbarukan; Manufaktur dan Rekayasa Digital; serta Sosio Humaniora dan Sustainability Management.
 
“UGM ingin mendorong tumbuh kembang inovasi berbasis riset kampus yang harapannya bisa sepenuhnya nyambung dengan kebutuhan industri dan masyarakat secara luas,” kata Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi (PUI), Hargo Utomo, dikutip dari laman ugm.ac.id, Jumat, 8 Juli 2022.  
 
Hargo menuturkan UGM STP berkomitmen melaksanakan agenda penghiliran inovasi yang sejalan dengan fokus pengembangan dan prioritas nasional. Saat ini, pihaknya bersama dengan Direktorat Penelitian UGM mengawal proses inkubasi dan akselerasi untuk sejumlah produk inovasi yang bersumber dari Fakultas/Sekolah, antara lain FKKMK, Teknik, Sekolah Vokasi, MIPA, dan Farmasi agar inovasi yang dihasilkan bisa segera mencapai tingkat kesiapan untuk diadopsi masyarakat.
 
“Khusus di bidang alat kesehatan dan farmasi, UGM STP membuka ruang kolaborasi dengan asosiasi industri untuk memperkuat kapasitas diri dalam mengakselerasi penghiliran inovasi. Utamanya akselerasi industri alkes dan produk farmasi yang bertumpu dari hasil-hasil riset perguruan tinggi dan mitra industri,” papar dia.  
 
Hargo menyebut pemerintah Indonesia telah memiliki roadmap pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan sebagai implementasi Inpres Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Namun, setelah enam tahun inpres tersebut terbit belum mampu mendorong pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan secara optimal.
 
Dia mengatakan UGM berupaya merespons dengan memfasilitasi inovator di kampus agar segera tanggap dan tergerak menggulirkan karya unggulan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan masyarakat luas. Hargo menuturkan untuk mewujudkan kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan di dalam negeri dibutuhkan spirit keterbukaan, keberpihakan, dan kerelaan untuk berbagi porsi seimbang di kalangan pemangku kepentingan.  
 
Dia berharap relasi kepentingan akademia, industri, dan pemerintah untuk peningkatan serapan inovasi industri alkes melalui kebijakan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) bisa segera diraih melalui kesediaan pelaku industri memproduksi alkes dan bersama-sama mendorong penggunaan dan pemanfaatannya di dalam negeri.
 

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan