Penandatanganan SK Desa Model Dalam Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Kabupaten Bengkayang. Medcom.id/Renatha Swasty
Penandatanganan SK Desa Model Dalam Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Kabupaten Bengkayang. Medcom.id/Renatha Swasty

Desa Model, Ujung Tombak Pencegahan Stunting di Kabupaten Bengkayang

Renatha Swasty • 27 November 2025 07:03
Bengkayang: Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan provinsi dengan prevalensi stunting masih tinggi didominasi wilayah Indonesia tengah dan timur, salah satunya Kalimantan Barat. Berbagai upaya dilakukan pemerintah daerah untuk menurunkan angka stunting. 
 
Kabupaten Bengkayang di Kalimantan Barat misalnya, mencatat prevalensi stunting di angka 23,4 persen pada 2024. Angka ini ditargetkan turun menjadi 18,8 persen pada 2025 dan 17,8 persen pada 2026. 
 
Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis menyebut perlu kerja bersama untuk mengatasi stunting. Dia meminta kepala desa sebagai gerbang pertama masyarakat untuk aktif mendata warganya yang mengalami stunting sehingga bisa ditangani. 

"Saya sudah tekankan, dimulai dari desa harus data Pak. Di mana desa ini, kelurahan ini, RT ini ada anak stunting di situ. Ya kita keroyokan lah menurunkannya. Bagaimana kita bina supaya anak ini tidak stunting sehingga gizinya baik," kata Sebastianus dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Kabupaten Bengkayang Tahun 2025 di Hotel Lala Golden, Bengkayang, Kamis, 26 November 2025. 
 
Kerja bersama ini terimplementasi lewat program PASTI (Partner Akselerasi Penurunan Stunting di Indonesia), salah satunya memunculkan desa model. Ini menjadi desa percontohan bagi desa lain dalam percepatan pencegahan dan penurunan stunting. 
 
Melalui desa model ini, desa-desa lain di luar wilayah dampingan program PASTI dapat belajar untuk percepatan pencegahan dan penurunan stunting. Kabupaten Bengkayang telah menetapkan enam desa yang menjadi desa model, yakni Setia Budi, Bani Amas, Bana, Sebetung Menyala, Pasti Jaya, dan Bukit Serayan. 
 
Penetapan itu melalui Surat Keputusan Bupati Bengkayang Nomor: 742/KESPPKB/Tahun 2025 tentang Penetapan Desa Model Dalam Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Kabupaten Bengkayang. Sebastianus mengatakan dengan surat keputusan ini pihaknya bakal terus memonitor dan evaluasi desa model sehingga angka stunting bisa turun.  
 
Selain itu, telah ditetapkan Tim Pendamping Desa Model Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting. Terdapat tiga bidang, yakni penguatan kelembagaan, pendampingan intervensi spesifik, dan pendampingan intervensi sensitif yang akan mendampingi agar hal-hal yang sudah berjalan tetap berada di jalurnya. 

Ujung tombak pencegahan dan penurunan stunting 

Desa model yang dipilih didasarkan pada potensi pangan lokal, dukungan dan komitmen masyarakat serta pemerintah desa, kebutuhan yang selaras dengan intervensi PASTI dan keterlibatan aktif pemangku kepentingan. Dalam Program PASTI terdapat tiga pendekatan utama, yakni pertama, membangun Pos Gizi DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting). 
 
Ini berfokus pada peningkatan gizi keluarga melalui pemberian edukasi, praktik memasak bergizi, serta pemantauan tumbuh kembang anak. Kegiatan ini menyasar keluarga dengan balita gizi kurang, ibu hamil, dan ibu menyusui yang berisiko stunting. 
 
Kedua, melibatkan remaja desa dalam kampanye perubahan perilaku pencegahan stunting lewat Duta Generasi Berencana (GenRe) untuk membangun kesadaran dan perilaku hidup sehat terkait pencegahan anemia, gizi seimbang, dan kesiapan keluarga. GenRe berperan sebagai fasilitator muda yang memberikan edukasi, memotivasi, dan menginspirasi teman sebaya untuk menjadi generasi yang sehat, produktif dan bebas stunting. 
 
Terakhir, penguatan kapasitas dan pendampingan Tim Percepatan Penurunan Stunting di tingkat desa. 
 
Salah satu desa di balik Bukit Vandering, Kabupaten Bengkayang menjadi salah satu desa model Program PASTI. Kepala desa, Nobertus, mengungkap pertama kali yang masuk ke desanya adalah Pos Gizi DASHAT pada Mei 2025. 
 
Kebetulan saat itu tercatat ada 13 anak kurang berat badan. Melalui Pos Gizi DASHAT, selama 90 hari anak dipantau tumbuh kembangnya. Mereka diberikan makan gizi seimbang, selain itu orang tua diberikan edukasi dan cara memasak yang bergizi. 
 
"Hasilnya berat badan anak naik, 95 persen anak berat badannya naik," ungkap dia. 
 
Desa Model, Ujung Tombak Pencegahan Stunting di Kabupaten Bengkayang
Kepala desa di Kabupaten Bengkayang, Nobertus. Medcom.id/Renatha Swasty 
 
Melihat hasil yang baik, Nobertus memutuskan melanjutkan program PASTI untuk pencegahan dan penurunan stunting. Saat ini, ada 23 anak stunting di desanya. Mulai tahun depan, mereka bakal mendapatkan bantuan telur setiap hari untuk membantu memperbaiki gizi. 
 
Nobertus mengungkapkan tahun depan desanya bakal memulai budidaya ayam petelur sebagai salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari 500 ayam yang dibudidaya, bakal disisihkan 23 telur setiap hari untuk membantu mereka yang stunting. 
 
"Kita coba semoga dengan disupport protein tinggi mungkin bisa berubah," beber dia. 
 
Saat ini, juga sudah ada GenRe untuk mendorong anak di desanya tidak menikah muda. Sebab, tiap tahun, kata dia, ada saja anak di bawah umur yang menikah di desanya. 
 
Melalui pendampingan, kini desanya siap berjalan mandiri. Sebab, program PASTI akan selesai di Provinsi Kalimantan Barat pada November 2026. 
 
"Walaupun enggak didampingi lagi tapi kamu sudah punya panduan dan tahu gimana caranya untuk melanjutkan," tutur dia. 
 
Program PASTI sendiri merupakan program kemitraan antara Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dengan Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan PT Bank Central Asia Tbk yang diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI). Wilayah dampingan di Kalimantan Barat terdiri atas Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Kubur Raya. 
 
Di Kabupaten Bengkayang, pendampingan terdiri dari 31 desa dan kelurahan di 3 kecamatan. National Program Manager (NPM) Program PASTI, Hotmianida Panjaitan, menekankan pentingnya desa model agar kegiatan-kegiatan pencegahan dan penurunan stunting yang telah berjalan terus berkelanjutan.
 
Selain itu, desa model dapat menjadi percontohan desa lain yang tidak mendapat pendampingan program PASTI. Dengan adanya SK tersebut, dia mengajak semua pihak mengawal pelaksanaan program ini di lapangan. 
 
"Juga untuk memperkuat kapasitas desa sebagai ujung tombak di dalam penyampaian untuk tidak adanya stunting baru. Karena stunting selalu ada tapi kita mengharapkan dengan pendekatan ini tidak lahir anak-anak stunting baru yang ada di wilayahnya kita. Kemudian juga kita memastikan supaya para keluarga mendapat pendampingan yang berkelanjutan," kata Mian. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan