Bupati Kabupaten Bengkayang Sebastianus Darwis. Medcom.id/Renatha Swasty
Bupati Kabupaten Bengkayang Sebastianus Darwis. Medcom.id/Renatha Swasty

Pangan Berlimpah, Stunting di Kabupaten Bengkayang Justru Karena Pola Asuh

Renatha Swasty • 27 November 2025 07:33
Bengkayang: Faktor lingkungan salah satunya pola asuh anak dapat menjadi biang gangguan perkembangan anak atau yang biasa dikenal stunting. Ini terjadi di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. 
 
Bupati Kabupaten Bengkayang Sebastianus Darwis mengungkapkan soal pemenuhan gizi di daerahnya tidak ada masalah. "Ketahanan pangan sangat kuat di sini," kata Sebastianus usai Rapat Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Kabupaten Bengkayang Tahun 2025 di Hotel Lala Golden, Bengkayang, Kamis, 26 November 2025. 
 
Dia mengungkapkan Kabupaten Bengkayang salah satu penghasil swasembada beras. Selain itu, sayur-sayuran juga nomor satu di Kalimantan Barat bahkan sampai mengekspor ke Kucing, Malaysia.

Kabupaten Bengkayang juga salah satu daerah penghasil daging di Kalimantan Barat. Bahkan, kata dia, di Kabupaten Bengkayang tercatat nol Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 
 
"Mau dia daging babi, daging ayam, mau dia daging sapi, daging kambing, pusatnya di Bengkayang," tutur dia. 
 
Tak cuma itu, karena dekat dengan daerah pesisir, Kabupaten Bengkayang juga memiliki ikan air tawar dan ikan air laut berlimpah. Ketahanan pangan ini tak cuma untuk kecukupan gizi masyarakat tapi juga menjadi sumber ekonomi. 
 
Namun, dia mengakui faktor lingkungan masih menjadi masalah, salah satunya sanitasi lingkungan yang buruk sehingga menimbulkan stunting di Kabupaten Bengkayang. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat prevalensi stunting di Kabupaten Bengkayang di angka 23,4 persen pada 2024.
 
"Pemerintah tentu bergerak untuk bagaimana sanitasi ini dibangun. Kami sudah punya program ke depan, tidak lagi ada desa atau kecamatan yang masih buang air besar sembarangan. Jadi, tahun depan Kabupaten Bengkayang harus bebas daripada ODF (Open Defecation Free). Hal-hal yang tidak higienis itu bisa mengakibatkan terjadinya stunting," ujar dia. 
 
Sekretaris Dinas Kesehatan Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bengkayang, Kelik Muriyanto, mengungkapkan faktor lingkungan yang juga menjadi penyebab stunting adalah pola asuh yang salah. Dia mengatakan di Kabupeten Bengkayang orang tua lebih banyak bekerja di ladang atau sawah. 
 
"Mereka fokus di sawah, di ladang. Kadang anak-anak itu diasuh neneknya jadi pemberian makan itu kurang memenuhi persyaratan," beber dia. 
 
Pangan Berlimpah, Stunting di Kabupaten Bengkayang Justru Karena Pola Asuh
Kepala Desa di Kabupaten Bengkayang, Nobertus. Medcom.id/Renatha Swasty
 
Salah satu kepala desa di Kabupaten Bengkayang, Nobertus, mengakui pola asuh menjadi salah satu penyebab stunting di desanya. Saat ini, ada 23 anak yang mengalami stunting. 
 
Dia mengatakan banyak orang tua bekerja di sawah atau ladang sehingga tidak begitu memperhatikan makanan anak mereka. Terdakang, mereka mendapatkan makanan seadanya. 
 
Melalui Program PASTI (Partner Akselerasi Penurunan Stunting di Indonesia), desanya menerapkan tiga pendekatan untuk pencegahan dan penurunan stunting. Pertama, intervensi gizi melalui Pos Gizi DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting), kampanye perubahan perilaku pencegahan stunting lewat Duta Generasi Berencana (GenRe) oleh remaja desa, dan penguatan kapasitas dan pendampingan Tim Percepatan Penurunan Stunting di tingkat desa. 
 
Nobertus mengatakan meski sudah ada Program PASTI, terpenting perlu keterlibatan orang tua dalam pola asuh anak agar tidak ada kasus baru stunting di desanya. 
 
"Bagi orang tua yang punya anak, diubah pola asuhnya dengan anak ditinggal dalam artian (jangan) 'ditinggal dikasih makan seadanya'. Karena kan (banyak) makanan lokal di kampung, sehat, protein bagus, sayur banyak (yang bisa diberikan kepada anak)," tutur dia. 
 
Program PASTI sendiri merupakan program kemitraan antara Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dengan Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan PT Bank Central Asia Tbk yang diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI). Wilayah dampingan di Kalimantan Barat terdiri atas Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Kubur Raya. 
 
Di Kabupaten Bengkayang, pendampingan terdiri dari 31 desa dan kelurahan di 3 kecamatan. Bupati Bengkayang menetapkan enam desa yang menjadi desa model, yakni Setia Budi, Bani Amas, Bana, Sebetung Menyala, Pasti Jaya, dan Bukit Serayan. Desa model dapat menjadi percontohan desa lain yang tidak mendapat pendampingan program PASTI. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan