FITNESS & HEALTH
Menkes Ungkap Transformasi Kesehatan: Stunting Turun di Bawah 20%, Layanan Rujukan, dan SDM Medis Diperkuat
Yatin Suleha
Rabu 12 November 2025 / 09:50
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyoroti transformasi kesehatan, yaitu layanan primer, layanan rujukan, dan sumber daya manusia (SDM) kesehatan dalam upayanya membangun generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045.
Hal ini disampaikannya pada Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 tahun 2025 yang mengusung tema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat” di Kementerian Kesehatan RI Jakarta.
Menkes Budi menjelaskan bahwa layanan ini merupakan yang paling dekat dengan masyarakat. Ia mencatat bahwa 8.349 puskesmas telah menerapkan program integrasi layanan primer, yang berkontribusi pada penurunan prevalensi stunting balita di bawah 20% untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, mencapai 19,8%.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsa Indonesia Prevalensi stunting balita turun di bawah 20% Mencapai angka 19,8% 324.000 lebih keadaan kesehatan di seluruh posyandu," ungkap Menkes Budi Gunadi Sadikin pada Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 tahun 2025 yang mengusung tema "Generasi Sehat, Masa Depan Hebat” di Kementerian Kesehatan RI Jakarta, Rabu 12 November 2025.
Selain itu, lebih dari 324.000 kader kesehatan di posyandu telah dilatih dengan 25 keterampilan dasar. Sistem surveillance penyakit kini lebih cepat dan terintegrasi, didukung peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh provinsi dan 514 kabupaten atau kota.

(Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 tahun 2025 yang mengusung tema "Generasi Sehat, Masa Depan Hebat”. Foto: Dok. Medcom.id/Secillia Nur Hafifah)
Transformasi layanan rujukan difokuskan pada peningkatan mutu layanan rumah sakit di seluruh kabupaten/kota melalui program pengampuan penyakit prioritas seperti kanker, jantung, stroke, ginjal, serta kesehatan ibu dan anak.
"Percepatan ini dilakukan dengan program pengampuan penyakit prioritas utama Yaitu kanker, jantung, stroke, ginjal, dan ibu," pungkasnya.
Menkes Budi melaporkan bahwa saat ini, 29 provinsi mampu melakukan operasi bedah jantung terbuka, 29 provinsi mampu melakukan clipping aneurisma, dan 8 provinsi mampu melakukan bypass otak.
Sementara itu, Transformasi SDM kesehatan, yang menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan, capaian menunjukkan 61% puskesmas telah memiliki jenis tenaga kesehatan sesuai standar, dan 74% rumah sakit umum daerah (RSUD) dilengkapi dengan tujuh dokter spesialis dasar. Namun, kekurangan terbesar masih pada dokter gigi, dokter umum, dan dokter spesialis.
Untuk mengatasi ini, Kementerian Kesehatan telah melakukan pengadaan ASN khusus, penugasan khusus dokter dan spesialis, serta pemberian ribuan beasiswa untuk pendidikan tenaga kesehatan dan medis.
Pembukaan rumah sakit penyelenggara pendidikan utama ditargetkan mencapai 500 unit di seluruh kabupaten/kota untuk memudahkan akses pendidikan dokter spesialis.
"Program-program pendidikan fellowship khususnya untuk melayani penyakit-penyakit katastrofik yang nanti akan dilengkapi alat-alatnya di seluruh kabupaten kota juga sudah dilakukan lebih dari 100 dokter-dokter Indonesia sudah kita kirim ke luar negeri Untuk belajar menjadi dokter-dokter yang mampu melakukan layanan paripurna di bidang strok, jantung, dan kanker," jelasnya.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Hal ini disampaikannya pada Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 tahun 2025 yang mengusung tema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat” di Kementerian Kesehatan RI Jakarta.
Menkes Budi menjelaskan bahwa layanan ini merupakan yang paling dekat dengan masyarakat. Ia mencatat bahwa 8.349 puskesmas telah menerapkan program integrasi layanan primer, yang berkontribusi pada penurunan prevalensi stunting balita di bawah 20% untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, mencapai 19,8%.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsa Indonesia Prevalensi stunting balita turun di bawah 20% Mencapai angka 19,8% 324.000 lebih keadaan kesehatan di seluruh posyandu," ungkap Menkes Budi Gunadi Sadikin pada Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 tahun 2025 yang mengusung tema "Generasi Sehat, Masa Depan Hebat” di Kementerian Kesehatan RI Jakarta, Rabu 12 November 2025.
Selain itu, lebih dari 324.000 kader kesehatan di posyandu telah dilatih dengan 25 keterampilan dasar. Sistem surveillance penyakit kini lebih cepat dan terintegrasi, didukung peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh provinsi dan 514 kabupaten atau kota.

(Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 tahun 2025 yang mengusung tema "Generasi Sehat, Masa Depan Hebat”. Foto: Dok. Medcom.id/Secillia Nur Hafifah)
Transformasi layanan rujukan difokuskan pada peningkatan mutu layanan rumah sakit di seluruh kabupaten/kota melalui program pengampuan penyakit prioritas seperti kanker, jantung, stroke, ginjal, serta kesehatan ibu dan anak.
"Percepatan ini dilakukan dengan program pengampuan penyakit prioritas utama Yaitu kanker, jantung, stroke, ginjal, dan ibu," pungkasnya.
Menkes Budi melaporkan bahwa saat ini, 29 provinsi mampu melakukan operasi bedah jantung terbuka, 29 provinsi mampu melakukan clipping aneurisma, dan 8 provinsi mampu melakukan bypass otak.
Sementara itu, Transformasi SDM kesehatan, yang menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan, capaian menunjukkan 61% puskesmas telah memiliki jenis tenaga kesehatan sesuai standar, dan 74% rumah sakit umum daerah (RSUD) dilengkapi dengan tujuh dokter spesialis dasar. Namun, kekurangan terbesar masih pada dokter gigi, dokter umum, dan dokter spesialis.
Untuk mengatasi ini, Kementerian Kesehatan telah melakukan pengadaan ASN khusus, penugasan khusus dokter dan spesialis, serta pemberian ribuan beasiswa untuk pendidikan tenaga kesehatan dan medis.
Pembukaan rumah sakit penyelenggara pendidikan utama ditargetkan mencapai 500 unit di seluruh kabupaten/kota untuk memudahkan akses pendidikan dokter spesialis.
"Program-program pendidikan fellowship khususnya untuk melayani penyakit-penyakit katastrofik yang nanti akan dilengkapi alat-alatnya di seluruh kabupaten kota juga sudah dilakukan lebih dari 100 dokter-dokter Indonesia sudah kita kirim ke luar negeri Untuk belajar menjadi dokter-dokter yang mampu melakukan layanan paripurna di bidang strok, jantung, dan kanker," jelasnya.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)