2. Siswa Putus Sekolah karena Bekerja
KPAI mendapati sejumlah siswa SMK dan SMP terpaksa bekerja karena orang tua terdampak secara ekonomi selama pandemi, sehingga anak harus membantu ekonomi keluarga. Ada satu siswa SMPN di Cimahi bekerja sebagai tukang bangunan demi membantu ekonomi keluarganya."Ada satu siswa di Jakarta yang bekerja di percetakan membantu usaha orang tuanya karena sudah tidak memiliki karyawan sejak pandemi dan sepinya orderan cetakan," ujarnya.
3. Siswa Putus Sekolah karena Menunggak SPP
Kasus menunggak iuran SPP yang mengadu ke KPAI jumlahnya cukup tinggi, ada 34 kasus, terhitung mulai Maret 2020 sampai Februari 2021. Dari 34 kasus tersebut, tiga di antaranya berasal dari sekolah yang sama. Hampir 90 persen kasus berasal dari sekolah swasta dan 75 persen kasus berada dari jenjang SMA/SMK.Baca: 7.600 Dosen Antre Kenaikan Pangkat
Penunggak sekolah terjadi karena dampak pandemi. Eekonomi keluarga dari anak-anak tersebut terdampak secara signifikan, sehingga memenuhi kebutuhan sehari-hari pun sulit, akibatnya bayar SPP yang dikorbankan. Rata-rata yang mengadu ke KPAI, sudah tidak membayar SPP enam sampai 11 bulan.
Pihak sekolah swasta yang juga turut terdampak dari penunggakan tersebut, umumnya melayangkan surat tagihan kepada orang tua siswa dan memberikan syarat harus membayar dengan mengangsur. Namun, kata Retno, karena tidak ada uang untuk membayar, maka banyak orang tua memutuskan mengeluarkan anaknya dari sekolah.