Ilustrasi. DOK Medcom
Ilustrasi. DOK Medcom

Mahasiswa K3 Merapat! Ini Tips Lolos Rekrutmen MT, GDP, FGDP dan Pro Hire

Renatha Swasty • 02 September 2025 15:33
Jakarta: Mahasiswa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bakal terjun ke dunia kerja penting untuk memahami peluang kerja dan proses rekrutmen yang bakal dijalani. Ini agar bisa bekerja di tempat dan posisi yang diidamkan. 
 
Narasumber, Utari Rizky Utami, menjelaskan terdapat program kedinasan bagi lulusan K3 yang ingin bekerja antara lain Management Training (MT), Graduate Training Program (GTP), dan Fresh Graduate Development Program (FGDP). Di sisi lain, ada juga program lainnya yaitu Pro Hire. 
 
Program percepatan ditujukan untuk program pengembangan talenta intensif untuk mengisi posisi-posisi strategis. Sementara itu, program Pro Hire ditujukan untuk mengisi posisi spesifik dengan penerimaan langsung.

“Mana yang cocok untuk Anda, itu tergantung keputusan kalian masing-masing. Mumpung masih muda bisa disiapkan sejak dini ke depannya kalian ingin seperti apa,” kata Utari Sharing Session bertajuk From Campus to Career: Strategi Lolos MT, GDP, FGDP & Pro Hire untuk Mahasiswa K3 dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 2 September 2025. 
 
Dia menyebut program kedinasan seperti MT, GTP, dan FGDP memiliki tekanan cukup tinggi. Sehingga, program tersebut cocok untuk orang yang menyukai hal-hal yang menantang. 
 
“Untuk program kedinasan biasanya membutuhkan waktu 2 tahun, ada assessmentnya dua kali dalam setahun, ada sidangnya dan interviewnya yang bisa sampai ke skala internasional. Oleh karena itu, untuk ikut program kedinasan wajib bisa bahasa Inggris karena akan berhadapan langsung dengan top tiernya,” beber dia. 
 
Utari mengatakan program kedinasan cukup menantang tetapi dalam waktu 2 tahun bisa menjajaki level manajerial dan langsung menjadi pegawai tetap. Hal ini berbeda dengan program Pro Hire yang menjajaki dari level bawah.
 
“Gaji awal untuk MT, GTP, dan FGDP selalu kompetitif dan cukup besar, berbeda dengan Pro Hire karena tergantung posisi. Pro Hire ini masih standar karena secara pressure memang berbeda dengan program MT, GTP, dan FGDP,” ujar dia. 
 
Utari membagikan beberapa tips untuk mengikuti rekrutmen MT, GDP, FGDP dan Pro Hire. Dia menyarankan membuat CV yang menonjol dan bungkus pengalaman sebaik mungkin. 
 
Baca juga: Apa Itu Sertifikat K3 Kemenaker? Ini Tujuan, Jenis dan Cara Mendapatkannya 

“Tetapi tidak terlalu berlebihan dan jangan berbohong, sewajarnya saja. Jangan lupa perbanyak ikut pelatihan, sertifikasi dan selalu perbarui pengetahuan kalian terkait K3,” pesan dia. 
 
Selain itu, mahasiswa mesti menentukan jalur karier mulai sekarang. Lalu, tingkatkan keterampilan dan jaga profesionalisme, jujur dan beretika dalam setiap interaksi untuk membangun reputasi positif. 
 
“Ingat kalian membawa almamater kalian, mau sampai kapan pun selama kalian masih mau bekerja, jaga nama baik almamater kalian,” tegas dia. 
 
Utari juga mengingatkan mahasiswa untuk membuat LinkedIn yang dapat menjadi platform membangun jaringan atau relasi. Dia menekankan penting untuk memperbarui LinkedIn dan membuatnya semenarik mungkin. 
 
“Sebisa mungkin lebih interaktif di LinkedIn karena untuk mencari pekerjaan sekarang perlu diperbanyak channel dan tidak boleh pasif,” ujar dia. 
 
Sharing Session bertajuk From Campus to Career: Strategi Lolos MT, GDP, FGDP & Pro Hire untuk Mahasiswa K3 digelar Himpunan Mahasiswa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (HIMA K3) Universitas Airlangga (Unair). Koordinator Program Studi K3 Unair, Tofan Agung Eka Prasetya, menyebut kegiatan ini akan berguna bagi mahasiswa sehingga dapat memperoleh insight dari praktisi di lapangan. 
 
“Pengalaman dari para praktisi tersebut dapat membangun karakter mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja yang sebenarnya. Oleh karena itu, harapan saya acara tersebut dapat diikuti dengan baik oleh seluruh peserta,” ucap Tofan. 
 
Wakil Dekan 1 Fakultas Vokasi, Tika Widiastuti, mengatakan topik yang diangkat sangat relevan dan penting berkaitan dengan strategi karier yang perlu diketahui mahasiswa. Ia berharap melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat mempersiapkan diri sehingga bisa sukses berkarir di bidang ilmu K3.
 
“Saat ini kita masih memiliki tantangan terkait employee ability sehingga kegiatan webinar atau seminar offline berkaitan dengan pendampingan karir sangat positif. Tentu harapannya berdampak signifikan bagi mahasiswa untuk bisa mengembangkan karirnya dengan baik khususnya berkaitan dengan bidang ilmunya masing-masing,” ujar Tika.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan