Dian berharap Batik Ciprat karya difabel ini dapat dikenal di kancah nasional mau pun internasional.
Tidak hanya itu, Dian mengaku ketika ia mengikuti lomba ini ia menjadi lebih bersemangat untuk terus belajar dan berkarya di bidang tekstil terutama batik. Ia juga berpesan kepada mahasiswa maupun putra daerah untuk menggunakan ilmu yang telah diperoleh untuk kebermanfaatan bersama.
Ia juga berpesan bagi mereka yang merasa kurang percaya diri dengan kemampuannya agar mau melihat orang-orang penyandang disabilitas ini. Mereka memiliki semangat yang luar biasa untuk berkarya.
"Memang butuh kesabaran dan waktu untuk mendidik. Tapi kalau disabilitas saja bisa kenapa kita yang orang seperti pada umumnya tidak bisa," pesan Dian.
Baca: Mahasiswa ITS Sabet Juara Kompetisi Studi Kasus Geothermal
Ia juga menambahkan bahwa jangan pernah menilai diri sendiri maupun orang lain itu dari kekurangannya. Menurut Dian, terkadang dari kekurangan itu lah kelebihan dapat muncul.
Sekarang, pemasaran Batik Ciprat adalah instansi pemerintah seperti layanan pembuatan seragam, warga lokal Wonogiri, dan umum. Saat ini, Instagram Batik Ciprat mulai aktif pada akun @batik_ciprat_pucung dan juga laman Facebook pada Batik Ciprat Karya Barokah.
Pada akhir bulan lalu, mereka pernah bekerja sama dengan desainer nasional bernama Didiet Mulyana. Bersama Didiet, Batik Ciprat melakukan siaran langsung di Instagram guna kepentingan pemasaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News