Surakarta: Alumnus Universitas Sebelas Maret (UNS) Dian Nugroho berkecimpung dalam usaha Batik Ciprat di Desa Pucung, Kismantoro, Wonogiri, bernama Sheltered Workshop Peduli (SWP) Karya Barokah. Uniknya, usaha tersebut melibatkan para penyandang disabilitas dalam proses produksinya.
"Yang aku inovasi itu di inovasi produk dan pemasaran," kata Dian mengutip siaran pers UNS, Selasa, 30 Maret 2021.
Ia menjelaskan, inovasi produk dikombinasikan batik tulis dengan perpaduan warna dan motif berdasarkan ilmu yang ia dapat di jurusan seni rupa dahulu. Kala berkuliah, ia mendalami tekstil dan lebih fokus kepada batik. Ketika Kuliah Kerja Nyata (KKN) ia juga mengangkat tentang batik di Bayat Klaten.
"Aku berani jamin ini satu-satunya di Wonogiri bahkan di Indonesia yang batik ciprat disabilitasnya kombinasi batik tulis," terang Dian.
Batik Ciprat sudah berdiri sejak awal 2018 yang termasuk dari program Desa Pucung untuk mewadahi masyarakat difabel. Di desa ini, terdapat lebih dari 50 orang difabel, mulai dari tunagrahita, tunarungu, tunawicara, hingga tunadaksa.
Baca: Heri Kuswanto, Jadi Guru Besar ITS di Usia 39 Tahun
Pihak desa pun mewadahi mereka dengan batik ciprat pada akhir 2018 yang mendapatkan pendampingan dari Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini, Temanggung, Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos). Dian mengatakan bahwa jumlah difabel yang terlibat aktif saat ini ada 10 orang.
Usai sidang skripsi dan yudisium, Dian memutuskan bergabung pada usaha ini pada awal September 2020 lalu. Berkat kegigihannya dalam membuat inovasi-inovasi pada usaha Batik Ciprat ini, Dian dinobatkan sebagai pemenang Desamind Award 1.0 di Bidang Kewirausahaan Sosial. Ia mengaku terkejut ketika mengetahui pengumuman pemenang tersebut.
"Kaget, enggak nyangka aja. Sainganya bagus-bagus. Ada notifikasi Instagram di HP terus aku buka, wah enggak nyangka bisa juara 1, Alhamdulillah," tutur Dian.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan