Tim Alveus ITS,  Rizka Amelia, Adika Bagaskara, dan Enda Grimonia. Dok Humas ITS.
Tim Alveus ITS, Rizka Amelia, Adika Bagaskara, dan Enda Grimonia. Dok Humas ITS.

Mahasiswa ITS Sabet Juara Kompetisi Studi Kasus Geothermal

Arga sumantri • 29 Maret 2021 14:42
Surabaya: Menawarkan solusi Slim Well dalam pengeboran sumur panas bumi, tiga Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menorehkan prestasi pada ajang OGIP 2021 yang digelar secara daring oleh UPN Veteran Yogyakarta. Mereka berhasil menyabet gelar Runner Up untuk kategori lomba Geothermal Case Study.
 
Salah satu anggota tim, Rizka Amelia, menjelaskan, tahapan kompetisi tersebut. Setelah diawali dengan pengumpulan esai mengenai 'Strategi Pengembangan Panas Bumi Setelah Pandemi', para peserta terpilih akan diberikan studi kasus yang kemudian dilanjutkan dengan presentasi pada hari perlombaan.
 
"Studi kasus yang diberikan berupa data-data untuk mengembangkan suatu lapangan panas bumi untuk tahap eksplorasi di daerah Banten," kata Rizka mengutip siaran pers ITS, Senin, 29 Maret 2021.

Mahasiswi Teknik Geofisika ini menjelaskan data-data yang diberikan mayoritas berupa data survei 3G (Geofisika, Geologi, dan Geokimia). Pada tahap penyelesaian studi kasus ini, para peserta lomba diharuskan menyajikan informasi mengenai wilayah dengan prospek panas bumi, kapasitas megawatt lapangan panas bumi, strategi pengeboran, perhitungan ekonomi, dan aspek non-teknis seperti perizinan dan aspek sosial.
 
Baca: Kisah Nabila, Mahasiswa Kedokteran Termuda UNAIR Berusia 15 Tahun
 
Guna menjawab studi kasus ini, tim yang beranggotakan dua Mahasiswa Teknik Geofisika dan satu Mahasiswa Teknik Fisika ini menonjolkan dalam pemilihan well (sumur panas bumi) yang dipakai. Berdasarkan kondisi lapangan panas bumi yang didapat dari data pada studi kasus, mereka menawarkan slim well yang berdiameter kurang dari enam inci untuk melakukan pengeboran di wilayah tersebut.
 
Mahasiswi tingkat akhir ini mengatakan, metode slim well ini bisa mengebor sumur panas bumi hingga kedalaman 2.000 meter. "Dikarenakan ukurannya sangat kecil, metode ini memberi keuntungan dalam hal mobilitas dan infrastruktur yang mempercepat durasi pengeboran eksplorasi panas bumi," jelasnya
 
Dengan menerapkan slim well, kata dia, biaya pengeboran (drilling) dapat dikurangi karena biaya untuk kru pengeboran, rig, penyemenan, cairan pengeboran, casing, dan pipa pada metode ini lebih sedikit. Penyajian data-data bawah permukaan tanah yang didapat juga lebih detail dari konvensional well pada umumnya.
 
Baca: Dua Mahasiswa Kedokteran UGM Sabet Juara di Lomba Internasional
 
Menurut dia, penghematan biaya yang cukup besar dalam infrastruktur dan biaya transportasi ini menjadikan slim well cocok untuk eksplorasi panas bumi di Indonesia. Penggunaan metode ini juga diyakini mampu menarik para investor, sehingga panas bumi di Indonesia bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
 
Mahasiswi asal Gresik ini mengakui dalam proses pengerjaan, timnya sempat mengalami kendala. Khususnya, terkait waktu ketiga anggota yang merupakan mahasiswa tahun akhir. 
 
"Jadi kami berusaha menyempatkan waktu di tengah tengah pengerjaan tugas akhir," sambungnya. 
 
Kendala lainnya, yakni ada referensi yang belum mereka pahami. Maka, tim harus mengkonsultasikannya ke alumni, dosen, dan profesional. 
 
Rizka dan tim berharap ilmu yang sudah mereka dapat selama perlombaan bisa bermanfaat di dunia kerja. Selain itu, ia juga ingin membagikan ilmunya untuk adik tingkat sehingga bisa berprestasi lebih banyak lagi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan