Jakarta: Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN-KIK) serius mempertimbangkan memperkarakan hoaks soal 7 juta surat suara tercoblos. Mereka menarget Wasekjen Demokrat Andi Arief yang menyebarkan berita tersebut melalui
Twitter.
"Kecuali yang bersangkutan secara terbuka meminta maaf dan mengakui perbuatan menyebarkan hoaks tersebut," ujar Wakil Ketua TKN Arsul Sani di Jakarta, Kamis, 3 Januari 2018.
Baca: Bawaslu: Hoaks Surat Suara Tercoblos Ganggu Pemilu
Hoaks yang disebar Andi sangat kelewatan. Fitnah itu tak hanya mencemarkan nama baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin, tapi juga menimbulkan keresahan di masyarakat.
Kader Demokrat, jelas Arsul, bertindak kontras dengan keinginan ketua umum mereka Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden ke-6 Indonesia itu selalu mengajak semua pihak menjaga ketenangan dan kesantunan.
Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily jufa menyebut hoaks Andi Arief harus diusut tuntas. Penegak hukum harus bekerja cepat.
Baca: Hoaks Surat Suara Tercoblos Berkategori Teror
Ace melihat ada rentetan skenario yang dimainkan untuk mendeligitimasi pemilihan umum. Hal itu terlihat sejak masalah KTP berbasis elektronik (KTP-el) tercecer mencuat.
"Mulai dari mengangkat soal KTP-el yang dimusnakan, pemilih hantu, sampai soal surat suara yang didatangkan dari China. Cara-cara seperti ini harus dihentikan," tegas Ace.
Melalui akun
Twitter pribadinya, Andi Arief tak takut dengan ancaman tersebut. Ia mempersilakan kubu Jokowi untuk melaporkannya. "Silakan saja kalau saya mau dilaporkan," demikian tulis akun @AndiArief__.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OJE))