Semarang: PPP diminta merapatkan barisan dan menjaga proses pemilihan Ketua Umum dari praktik transaksional. Hal itu penting agar PPP mampu kembali tampil signifikan di kancah politik nasional.
Hal itu diungkapkan tokoh muda partai sekaligus putra ulama kharismatik KH Maimun Zubair, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin menjelang pelaksanaan Muktamar PPP.
"Muktamar tidak boleh ada yang namanya nyuwun sewu transaksional. Kami ingin semua dilakukan dengan baik," kata Gus Yasin di hadapan peserta halaqah, forum halaqah ulama dan kader PPP di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, Semarang.
Secara terbuka, Gus Yasin menyatakan dukungannya kepada Agus Suparmanto sebagai calon Ketua Umum PPP. Agus dinilai figur yang mampu membawa semangat perubahan dan menjaga marwah partai. "Ada salah satu kandidat yang saya dukung ialah Mas Agus,” tegasnya.
Dia berharap kepemimpinan baru PPP bisa benar-benar memperjuangkan hak-hak rakyat serta mengedepankan nilai-nilai keislaman dalam setiap kebijakan.
"Bagaimana mensejahterakan masyarakat, amar ma’ruf nahi munkar, dan tentu nilai-nilai agama itu harus dikedepankan," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Gus Yasin juga menyoroti pentingnya transformasi internal PPP agar mampu kembali tampil signifikan di kancah politik nasional. "Masuk parlemen dan bukan hanya masuk, tetapi juga signifikan," ujarnya.
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy atau Gus Romy menegaskan, PPP harus kembali pada jati dirinya sebagai partai berbasis pesantren dan ulama.
"Kembali ke pesantren dan ulama. Hal tersebut adalah basis dari PPP," kata Gus Romy.
Dia juga menyoroti dinamika perubahan demografi pemilih yang kini didominasi generasi muda. Menurutnya, PPP perlu melakukan peremajaan tampilan dan pendekatan politik yang lebih relevan.
"Peremajaan tidak ada hubungannya dengan umur, karena tampilan itu soal adaptasi dengan kemajuan," tuturnya.
Target Pemilu mendatang yakni PPP kembali menembus ambang batas parlemen. "Tidak usah muluk-muluk. Bisa kembali saja sudah masyaallah," kata Gus Romy.
Dia mencatat sejak era reformasi belum ada partai yang kembali ke parlemen setelah terlempar. Namun, dia optimistis PPP bisa menjadi yang pertama mematahkan rekor itu.
Muktamar PPP kali ini, lanjutnya, diusulkan digelar di Semarang sebagai bentuk penghormatan kepada pesan almarhum KH Maimun Zubair.
"Banyak perubahan besar di Republik ini yang berangkat dari Jawa Tengah," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((FZN))