Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Foto: Antara/Dhemas Reviyanto

Daftar 29 Kandidat Vaksin Covid-19, Dari Baru Mulai Hingga Siap Edar

Fajar Nugraha, Medcom • 19 Agustus 2020 09:47
 

4. AstraZeneca dan University of Oxford

Vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan Inggris-Swedia AstraZeneca dan University of Oxford didasarkan pada adenovirus simpanse yang disebut ChAdOx1. Sebuah penelitian pada monyet menemukan bahwa vaksin memberi mereka perlindungan. 
 
Pada Mei, Amerika Serikat memberikan dukungan dana sebesar USD1,2 miliar untuk proyek tersebut. Percobaan gabungan fase 1 dan 2 dari kolaborasi ini mengungkapkan bahwa vaksin itu aman, tidak menyebabkan efek samping yang parah. 
 
Vaksin pun meningkatkan antibodi terhadap virus korona serta pertahanan kekebalan lainnya. Vaksin ini sekarang dalam uji coba fase 2 dan 3 di Inggris dan India, serta uji coba Fase 3 di Brasil dan Afrika Selatan.

Jika uji coba skala besar ini membuahkan hasil positif. AstraZeneca telah mengindikasikan bahwa mereka dapat memproduksi vaksin darurat pada Oktober. Mereka telah mengatakan total kapasitas produksi mereka untuk vaksin, jika disetujui, mencapai dua miliar dosis. Serum Institute di India pun telah memproduksi jutaan dosis untuk digunakan dalam uji coba.
 
Dalam pengembangan vaksin ini, seorang mahasiswa Indonesia Indra Rudiansyah, ikut terlibat. Ia bergabung dengan tim Jenner Institute University of Oxford dan membantu uji klinis yang tengah berlangsung di Universitas tertua di dunia itu.
 
Indra mengatakan penelitian utama untuk tesisnya ini sebenarnya adalah vaksin malaria. Namun, keikutsertaannya dalam tim merupakan real case dari penelitian vaksin untuk menyelamatkan nyawa banyak orang. 
 
Penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini mengaku perannya dalam uji klinis ini yaitu menguji antibody response dari para volunteer yang sudah divaksinasi.
 
"Tentunya saya sangat bangga akan hal ini karena dapat berkontribusi secara nyata untuk menghadapi pandemi ini," ujarnya.
 
Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S3 DPhil in Clinical Medicine, Jenner Institute, University of Oxford itu mengatakan timnya bekerja mengembangkan vaksin untuk mencegah covid-19 sejak 20 Januari 2020.
 

5. The Wuhan Institute of Biological Products dan Sinopharm

The Wuhan Institute of Biological Products mengembangkan vaksin virus yang tidak aktif, yang diuji klinis oleh perusahaan milik pemerintah Tiongkok, Sinopharm. Uji coba fase 1 dan 2 menunjukkan bahwa vaksin tersebut menghasilkan antibodi pada sukarelawan, beberapa di antaranya mengalami demam dan efek samping lainnya. 
 
Pada Juli, mereka meluncurkan uji coba fase 3 di Uni Emirat Arab (UEA). Di bulan yang sama, Direktur Sinopharm mengatakan kepada media pemerintah Tiongkok bahwa vaksin tersebut dapat siap untuk digunakan publik pada akhir tahun ini.
 

6. Sinopharm

Sinopharm juga sedang menguji vaksin virus korona kedua yang tidak aktif, yang ini dikembangkan oleh the Beijing Institute of Biological Products. Dalam uji coba fase 3 di Uni Emirat Arab, 5.000 orang menerima suntikan vaksin dari  Institut Wuhan Institue, sedangkan 5.000 lainnya menerima vaksin dari Beijing Institute.
 

7. Sinovac

Sinovac Biothech adalah perusahaan swasta Tiongkok sedang menguji vaksin yang tidak aktif yang disebut CoronaVac. Pada Juni Sinovac mengumumkan bahwa uji coba Fase 1 dan 2 pada 743 sukarelawan tidak menemukan efek samping yang parah dan menghasilkan tanggapan kekebalan. 
 
Sinovac kemudian meluncurkan uji coba fase 3 di Brasil pada Juli dan satu lagi di Indonesia pada Agustus bersama dengan Bio Farma. 
 
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan uji klinis vaksin covid-19 ditargetkan berjalan selama enam bulan. Ia menargetkan penelitian akan rampung pada Januari 2021.
 
"Apabila uji klinis vaksin covid-19 tahap tiga lancar, Bio Farma akan memproduksinya pada kuartal 1 2021. Kami sudah mempersiapkan fasilitas produksinya dengan kapasitas produksi maksimal 250 juta dosis," ujar Honesti, Senin, 20 Juli 2020.
 
Uji klinis vaksin tersebut akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, dengan sampel 1.620 orang rentang usia 18-59 tahun.
 
"Sedangkan sisa dari vaksin akan digunakan untuk pengujian di beberapa laboratorium antara lain, di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN)," sambung dia.
 
Adapun uji klinis ketiga vaksin Sinovac dilakukan di lima negara, yaitu Indonesia, Chile, Turki, Brasil, dan Bangladesh. Di Indonesia, relawan harus berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Sinovac juga membangun fasilitas untuk memproduksi hingga 100 juta dosis per tahun.
 

8. The Murdoch Children’s Research Institute

The Murdoch Children’s Research Institute di Australia melakukan uji coba vaksin covid-19 fase 3. Mereka melakukan uji berdasarkan vaksin Bacillus Calmette-Guerin yang dikembangkan pada awal 1900-an sebagai perlindungan terhadap tuberkulosis. Fokus uji coba saat ini diutamakan pada pertanyaan apakah sebagian vaksin melindungi dari virus korona.
 
 
Halaman Selanjutnya
VAKSIN YANG DIPRODUKSI Vaksin…


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan